Media Asing Sebut Ambisi Jokowi Bangun IKN Berantakan, Yan Harahap: Nafsu Besar, Tenaga Kurang!

Media Asing Sebut Ambisi Jokowi Bangun IKN Berantakan, Yan Harahap: Nafsu Besar, Tenaga Kurang!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politisi Partai Demokrat Yan A. Harahap menyoroti surat kabar berbahasa Inggris tertua di Jepang, The Japan Times yang menyebut rencana ambisius Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang disebut berantakan.

Hal itu ditanggapi Yan Harahap melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Yan Harahap mengatakan bahwa adanya nafsu besar soal pembangunan IKN yang padahal tenaganya kurang.

Yan Harahap pun menyebutkan suatu istilah.

"Nafsu besar, tenaga kurang. Biar tekor, asal kesohor," ungkap Yan Harahap dikutip NewsWorthy melalui akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (7/12).

Sementara itu, media yang memuat tersebut antara lain dimuat Bloomberg dan dimuat juga media Singapura, Strait Times.

Dalam laporan berjudul "Ambitious Plans to Build Indonesia a Brand New Capital City Are Falling Apart", digambarkan bagaimana rencana ambisius pemerintah untuk membangun ibu kota baru. Namun, disebut "berantakan".

Mengutip dari CNBC yang dikutip dari sumber yang dimuat, bagaimana lebih dari tiga tahun setelah Nusantara pertama kali diumumkan, tidak ada satu pun pihak asing yang menandatangani kontrak mengikat untuk mendanai proyek tersebut. Baik didukung negara atau swasta.

"Sementara beberapa calon investor memang telah menandatangani letter of intent, tidak ada komitmen tegas untuk pengeluaran yang sebenarnya," tulis media itu lagi mengutip sumber-sumbernya.

Pengamat lain juga menyoroti bagaimana resesi menjadi isu penting. Ini membuat negara-negara "pemilik duit" lebih memprioritaskan agenda lokal masing-masing.

"Banyak negara sedang menghadapi resesi atau sudah dalam resesi karena perlambatan ekonomi global," kepala ekonom PT Bank Central Asia kata David Sumual.

"Negara-negara terkaya pun cenderung memprioritaskan agenda domestik mereka sendiri," kutipnya lagi.

Di sisi lain, disindir pula bagaimana Indonesia disebut kurang berprestasi di bidang ekonomi. Meskipun pasokan batu bara, logam, kelapa sawit, dan karet berlimpah, tingkat pertumbuhan dikatakan tertinggal dari negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina.

"Korupsi, kroniisme, dan birokrasi yang lamban semuanya disalahkan atas kegagalan berulang negara untuk memenuhi targetnya yang tinggi," tulisnya.

Sumber: wartaekonomi
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita