GELORA.CO - Setelah sempat menjadi misteri soal rekaman penjual es dawet di Stadion Kanjuruhan, kini terungkap orang dibalik suara misterius yang memberikan kesaksian menyudutkan Aremania.
Sebuah video permintaan maaf dari pelaku yang diduga kader PSI, viral di media sosial. Akun @Aremaniaculture mengunggah video pelaku tengah meminta maaf kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
“Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord,” cuit @Aremaniaculture, Rabu (12/10/2022).
Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet?
Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord.
Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet?
— AREMANIA CULTURE 🥀 (@AremaniaCulture) October 12, 2022
Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord.
Penjual dawet PNS ya ?#UsutTuntasTragediKanjuruhan pic.twitter.com/KZBCaf1j4A
“Saya bu Prapti memohon maaf karena berhubung dengan voice note yang beredar kemarin. Saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama Aremania. Tolong dengan sangat maafkan saya,” ucap Prapti dalam video yang diunggah. Sambil menangis pelaku yang teridentifikasi bernama Suprapti Fauzi sujud di hadapan keluarga korban sambil memohon maaf.
“Demi Allah saya tidak ada settingan apa-apa, tidak ada suruhan siapa-siapa, maaf ya mba ya,” ucapnya sambil mencium tangan keluarga korban.
Akun @rob_widhi kemudian mengunggah foto Suprapti Fauzi tengah memberi ucapan selamat atas Harlah NU ke 24 dan tertulis nama lengkap serta jabatannya sebagai Wakil Ketua DPD PSI Kab. Malang.
Sampai berita ini diturunkan belum ada klarifikasi atau keterangan resmi dari PSI.
“Rekamannya viral mengaku penjual dawet di Gate 3 Kanjuruhan. Dalam pengakuannya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi & memakai miras serta narkoba. Setelah ditelusuri penjual dawet tersebut tak pernah ada. Sampai H+9 ketahuan datanya kemudian rumahnya dijaga ketat polisi,” terang aremania culture.
Sebelumnya, pasca tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang jadi sorotan internasional, sebuah rekaman suara misterius viral di media sosial. Dalam rekaman suara yang beredar, pelaku mengaku sebagai penjual es dawet di luar Stadion Kanjuruhan dan mengaku melihat Aremania berlaku anarkis dengan menyerang polisi serta meminum miras.
Dalam rekaman suara itu, dia menyebut bahwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan gas air mata tidak seberapa. Dia justru menyebut, Aremania berdesak-desakan dan saling injak antar sesama suporter. Dia juga menyimpukan banyak Aremania yang minum alkohol.
“Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua). Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol.” Seperti dalam rekaman tersebut itu.
Sumber: inilah