GELORA.CO -Presiden Joko Widodo kembali dikritik lantaran tidak menyoroti penggunaan gas air mata saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Rabu, 5 Oktober. Sikap Jokowi tersebut dinilai bertentangan dengan opini publik, baik nasional maupun internasional.
Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon, menilai Jokowi jangan mengingkari realitas yang ada. Sebab, dunia juga menyoroti tragedi yang menewaskan 131 orang karena tak lepas dari penggunaan gas air mata yang disemprotkan aparat.
Di mana, usai laga Arema vs Persebaya itu, penonton panik dan berdesakan berusaha keluar lapangan untuk mengindari perihnya terkena gas air mata. Akibatnya, ratusan suporter mengalami sesak napas.
Hal ini juga ikut disoroti oleh dunia, terbukti dengan banyaknya media ternama yang menyebut penggunaan gas air mata sebagai salah satu faktor kerusuhan di Kanjuruhan.
"Saya kira sekarang dunia menyoroti, bahkan koran-koran penting dunia seperti Washington Post, New York Times itu saja menyimpulkan bahwa (faktor penyebabnya) gas air mata," ujar Fadli Zon kepada wartawan, Jumat, 7 Oktober.
"Jadi menurut saya, jangan sampai nanti kita melakukan denial (penyangkalan), tetapi dunia melihat lain," imbuhnya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, perlu keterbukaan dalam penanganan tragedi Kanjuruhan. Sebab, solidaritas sepak bola di seluruh dunia tengah memantau insiden tersebut.
"Kalau salah ya salah saja. Menurut saya jelas, penggunaan gas air mata itu salah. Harus ada yang bertanggung jawab, dan harus ada yang dihukum,” tegas Fadli.
Ketua BKSAP DPR itu juga menduga, fasilitas stadion Kanjuruhan juga tidak memadai. Sehingga, seharusnya kejadian pada 1 Oktober kemarin tidak sampai memakan banyak korban jiwa.
"Rasanya sih soal urusan tangga dan pintu terkunci itu enggak akan mematikan. Kalau kepeleset paling patah kaki atau keseleo,” kata Fadli.
Diketahui, Presiden Joko Widodo sama sekali tak menyinggung tembakan gas air mata oleh polisi dalam pernyataannya saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Rabu, 5 Oktober.
Saat berbicara kepada wartawan, Jokowi hanya mengatakan, dia melihat tangga yang terlalu tajam dan pintu stadion yang terkunci menjadi masalah dalam tragedi Kanjuruhan. Kata Jokowi, semua temuan di lapangan akan didalami Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD telah meluruskan tentang Presiden Jokowi tak menyinggung gas air mata sebagai penyebab Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
Mahfud menilai, isu itu muncul karena salah mengartikan pernyataan Jokowi saat meninjau Stadion Kanjuruhan.
Jokowi, kata Mahfud, tak bicara soal gas air mata karena sedang mengecek kondisi stadion yang menjadi tempat tragedi menewaskan setidaknya 131 orang tersebut.
"Presiden sebelum itu berkunjung ke sebuah rumah sakit. Presiden mengatakan penyebabnya bukan hanya itu, malah bicarakan soal sesak napas, penyemprotan, gas air mata itu menjadi perhatian juga," kata Mahfud dalam akun Youtube Najwa Shihab, Kamis, 6 Oktober, malam.
Sumber: voi