GELORA.CO - Cendekiawan muslim, Ulil Abshar Abdalla menilai bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) hanyalah korban dalam wacana penundaan Pemilu 2024.
Pasalnya, ia menilai bahwa kedua partai politik ini hanya disuruh oleh “Putin” untuk menjadi yang pertama mengeluarkan wacana penundaan Pemilu 2024 ke publik.
Ia mempertanyakan mengapa partai besar di koalisi Pemerintahan, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mengeluarkan wacana penundaan Pemilu 2024 tersebut.
Ulil Abshar menduga-duga apakah pihak di atas sengaja mengorbankan partai kecil yang pro pemerintah.
“PKB dan PAN disuruh ngomong pertama penundaan Pemilu 2024. PDIP tidak. Maksudnya ini apa? Mengorbankan partai kecil yg pro-pemerintah?” kata Ulil Abshar melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis, 3 Maret 2022.
“Ndak mungkinlah PKB dan PAN ngomong begitu kalau ngga ada suruhan dari “Putin” di atas sana. PKB dan PAN hanya korban saja,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar mengusulkan penundaan Pemilu 2024 selama sekitar 1-2 tahun.
Hal ini mendapat banyak kritik dari berbagai kalangan. Terlebih, pemerintah dan DPR telah menyepakati jadwal Pemilu akan digelar tanggal 14 Februari 2024.
Usulan ini muncul setelah Muhaimin melakukan pertemuan tertutup dengan pelaku UMKM, pebisnis, hingga para analisis ekonomi dari berbagai perbankan pada Rabu, 23 Februari 2022.
“Oleh karena itu dari seluruh masukan itu, saya mengusulkan Pemilu 2024 ditunda satu atau dua tahun,” katanya, dilansir dari Sindo News.
Dilansir dari Tempo, usulan Muhaimin ini lantas disambut persetujuan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
“Beberapa alasan yang membuat saya setuju pemilu diundur,” ujar Zulkifli Hasan di Lobby Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, 25 Februari 2022.
Zulkilfi Hasan menjelaskan bahwa alasannya menyetujui penundaan Pemilu 2014, yakni karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
Menurutnya, pandemi yang mulai di awal tahun 2020 memerlukan kesungguhan dan keseriusan, dalam penanganan.
Pasalnya, pandemi Covid-19 mengakibatkan program-program pembangunan pemerintah tidak dan belum bisa berjalan dengan optimal.
Selain itu, Zulkifli juga beralasan bahwa perekonomian nasional belum membaik. Menurutnya, pertumbuhan yang ada saat ini masih berkisar 3 persen sampai 3,5 persen. []
Sumber: terkini