GELORA.CO - Pada 24 Februari 2022 kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin saat mengumumkan operasi militer ke Ukraina telah menyampaikan tujuannya.
Satu di antara beberapa tujuannya adalah membantu kemerdekaan Republik Donbass yang baru saja terbentuk di Donetsk dan Luhansk.
Kini Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah mendapat sebuah dokumen rahasia yang berisi rencana pemerintah Ukraina melakukan invasi ke Republik Donbass.
Bocoran informasi rahasia ini disampaikan oleh akun Twitter resmi milik Kementerian Luar Negeri Rusia @mfa_russia, Rabu (9/3/2022).
Dalam akun tersebut, pemerintah Rusia menyampaikan bahwa Ukraina telah diam-diam merencanakan serangan ke Republik Donbass yang dijadwalkan terjadi pada Maret 2022 ini.
Isi tulisan yang dalam dokumen tersebut ditulis dalam bahasa Ukrania.
Total terdapat tiga foto dokumen yang diunggah oleh Rusia.
Selain berisi tulisan yang diprint, terdapat juga sejumlah coretan tulisan tangan berupa tanda tangan dan coretan-coretan angka serta tulisan-tulisan lain.
Sebagai informasi, Putin mengakui kedaulatan Donbass beberapa hari sebelum dirinya menginvasi Ukrania.
Berikut cuitan lengkap yang ditulis oleh @mfa_russia:
"Dokumen rahasia (perintah dari komandan garda nasional Ukrania) diperoleh oleh @mod_russia mengonfirmasi tanpa adanya keraguan: rezim Kiev diam-diam mempersiapkan operasi serangan terhadap #Donbass, dijadwalkan pada Maret 2022.
Untuk lebih jelasnya: bit.ly/3pKBYMf"
Sementara itu pemerintah Rusia telah menyampaikan sederet permintaan sebagai syarat untuk mengakhiri konflik ini.
Pemerintah Rusia menyatakan bersedia untuk menghentikan operasi militernya asalkan Ukraina bersedia memenuhi beberapa permintaan Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, juru bicara Pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov pertama menyampaikan bahwa Ukraina harus mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia.
Seperti yang diketahui, Crimea dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014 lalu.
Kemudian Rusia juga meminta agar Ukraina mengakui kedaulatan Donetsk dan Luhansk sebagai negara independen.
Rusia juga meminta agar Ukraina tidak bergabung dengan blok manapun, satu di antaranya adalah NATO.
Peskov menyampaikan, apabila Ukraina bersedia memenuhi permintaan tersebut maka Rusia akan menyetop operasi militernya.
Peskov juga mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menganeksasi wilayah Ukraina yang lainnya.
Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-13
Memasuki hari ke-13 sejak serangan pertama Rusia ke Ukraina, belum banyak perkembangan signifikan yang terjadi.
Terakhir, pihak Rusia dan Ukraina mengumumkan hasil perundingan damai ketiga yang diadakan di Belarus.
Sementara itu, simbol Z yang menyatakan dukungan untuk Rusia makin kerap terlihat dalam berbagai kesempatan.
Dilansir npr.org, Selasa (8/3/2022), berikut kesimpulan invasi Rusia ke Ukraina yang telah disusun TribunWow.com.
Baca juga: Putin Diisukan Menderita Kanker Ganas, Jadi Alasan Buru-buru Kerahkan Militer Rusia Invasi Ukraina
1. Perundingan Ketiga
Perwakilan Rusia dan Ukraina kembali berjuang membangun koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil Ukraina.
Moskow menetapkan batas waktu baru bagi Ukraina untuk menyetujui koridor kemanusiaan yang akan mengarahkan pengungsi melalui Belarus dan Rusia.
Kiev sebelumnya menolak rute tersebut lantaran dinilai tak menjamin keamanan penduduk.
Selama akhir pekan, upaya serupa untuk mengatur jalan keluar yang aman gagal, dengan pihak berwenang Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembaki warga sipil dan sebaliknya.
2. Sanksi Terus Dijatuhkan untuk Rusia
Coca-Cola, Pepsi, McDonald's, dan Starbucks bergabung dengan eksodus perusahaan dari Rusia.
Ratusan perusahaan telah menangguhkan operasi di negara itu, di mana orang-orang dengan cepat kehilangan akses ke merek pakaian, rias wajah, mobil, furnitur, streaming, dan layanan perbankan asing.
Rusia sekarang adalah negara yang paling banyak terkena sanksi di dunia.
Apalagi, kini Gedung Putih resmi melarang impor minyak Rusia, yang menyumbang kurang dari 10% dari impor AS.
Inggris dan Uni Eropa juga mengumumkan rencana untuk menghentikan impor bahan bakar Rusia.
Menghadapi hal tersebut, Putin pun telah menginstruksikan stafnya untuk merilis negara-negara yang menjatuhkan sanksi dan menganggapnya sebagai musuh.
3. Kondisi Perang
Direktur CIA William Burns memperingatkan anggota parlemen AS bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan akan melipat gandakan serangan ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang.
Hal ini sebagai bentuk rasa frustasi Putin lantaran rencananya menguasai Ukraina tak berjalan sesuai rencana.
Di sisi lain, seorang pesenam Rusia, Ivan Kulivak, menghadapi tindakan disipliner karena mengenakan simbol Z saat tampil di podium.
Diketahui, huruf non-Cyrillic tersebut telah diadopsi sebagai simbol oleh para pendukung serangan Rusia ke Ukraina.
Di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky terus menyuarakan keprihatinannya atas korban yang terus berjatuhan.
Ia kembali mengajak negara-negara dunia untuk turun tangan mengatasi krisis keamanan tersebut.
Tanpa gentar, Zelensky justru membongkar persembunyiannya di Kiev dan kembali mengecam Rusia.
Sementara, lebih dari 2 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara mereka sejak Rusia melancarkan serangannya.
Menurut penghitungan dari Badan Pengungsi PBB, jumlah itu sekitar 4% dari populasi Ukraina, dan setidaknya setengah dari pengungsi adalah anak-anak.
Sebagian besar telah menyeberang ke Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina di barat.
Sumber: wow