Empat Temuan Awal Komnas HAM Terkait Prahara Wadas

Empat Temuan Awal Komnas HAM Terkait Prahara Wadas

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Suasana di Desa Wadas yang pecah pada tanggal 8 Februari lalu, ketika pengukuran lahan penambangan batu andesit dilakukan, menjadi materi pemeriksaan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) selama sepekan ini.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, pihaknya telah merangkum temuan-temuan yang ada dalam prahara di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, dengan cara turun langsung ke lapangan sejak pekan lalu.


"Ada empat temuan awal Komnas HAM terkait kejadian tanggal 8 Februari kemarin," ujar Beka dalam diskusi virtual bertajuk 'Wadas: Panggilan Kemanusian dalam Pembangunan', yang diselenggarakan virtual pada Selasa siang (15/2).

Beka mengurai empat temuan yang dimaksud. Di mana yang pertama Komnas HAM mendapatkan aksi kekerasan yang dialami oleh warga Wadas saat proses pengukuran lahan tambang batu andesit berlangsung dalam pengamanan aparat.

"Saya mengkonfirmasi, bahwa betul ada kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian pada saat pengukuran lahan warga yang sudah setuju," paparnya.

Kemudian temuan yang kedua, Komnas HAM menyaksikan sejumlah warga yang sempat ditahan oleh pihak kepolisian, setelah dipulangkan tak berada di rumahnya. Mereka memilih bersembunyi di tempat lain karena trauma.

"Kami menemukan ada beberapa warga yang sampai kami datang ke Wadas, ada yang belum pulang ke rumahnya masing-masing karena ketakutan," ungkapnya.

Beriringan dengan itu, temuan ketiga yang didapat Komnas HAM adalah trauma yang diderita oleh kaum perempuan dan anak-anak.

"(Trauma itu akibat) dari peristiwa tanggal 8 Februari, dan membangkitkan memori yang terjadi pada tahun lalu," katanya.

Temuan yang terakhir atau keempat, lanjut Beka, Komnas HAM mendapati relasi sosial warga yang pro dan kontra terhadap penambangan batu andesit di Wadas semakin merenggang setelah peristiwa 8 Februari.

"Padahal sebelumnya, ketika seminggu dua minggu sebelumnya warga sudah mulai cair lagi. Kenapa (bisa)? Karena ada wasiat dari kiyai lokal," ucapnya.

"Kiyai Samsoe yang dihormati di situ berpesan bahwa warga Wadas harus bersatu, tidak ada lagi perpecahan, pro dan kontra," demikian Beka.

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita