Mahfud Cerita Hakim Korupsi Kena Karma: Tuanya Sakit-sakitan, Uangnya Dibawa Kabur

Mahfud Cerita Hakim Korupsi Kena Karma: Tuanya Sakit-sakitan, Uangnya Dibawa Kabur

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan atau Menko Polhukam Mahfud MD berpesan kepada orang-orang yang hendak melakukan kejahatan korupsi jangan hanya takut pada hukum saja tetapi juga pada karma. Ia mencontohkan dengan satu cerita seorang hakim yang korupsi harus menghabiskan masa tuanya dengan sakit-sakitan.

Mahfud mengatakan kalau hakim tersebut sengaja tidak menyimpan uang hasil korupsinya direkeningnya sendiri, tetapi direkening rekannya.

"Hakim nyimpan uang banyak sekali, miliaran dititip ke temannya karena dia takut juga lapor ke KPK," kata Mahfud dalam pidatonya pada acara Diskusi Panel Mewujudkan Sinergi Antar Aparat Penegak Hukum dan Instansi Terkait yang disiarkan YouTube KPK RI, Senin (6/12/2021).

Setelah pensiun, uang senilai miliaran rupiah itu malah dibawa kabur oleh temannya. Si hakim tersebut pun tidak dapat berkutik karena takut tindakan korupsinya akan terbongkar.

Hakim itu kemudian jatuh sakit. Mahfud menuturkan kalau kondisi hakim tersebut tidak dapat beraktivitas banyak meskipun meraup uang yang tidak sedikit.

Jangankan untuk berkegiatan kecil, Mahfud menyebut kalau hakim itu harus disuntik untuk bisa bangun atau tidur.

"Kalau mau tidur harus disuntik, kalau mau bangun harus disuntik. Uangnya banyak tapi ndak ada gunanya," ujarnya.

Berangkat dari cerita itu, Mahfud mengatakan kalau hal tersebut merupakan karma dari apa yang dilakukan si hakim karena telah melakukan korupsi.

Memang di Indonesia sudah ada hukuman bagi tindak pidana korupsi. Hukuman yang diterima oleh terdakwa itu beragam mulai dari hukuman penjara 3 hingga 20 tahun dan denda dengan beragam nominal rupiah.

Namun menurut mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu, hukuman kadang tidak membuat para koruptor takut karena merasa bisa membelinya. Karena itu ia mengingatkan akan adanya karma.

"Bahkan kearifan lokal mengajarkan kita, ya hampir-hampir mirip lah dengan agama, derita yang disebut karma. Kamu boleh bebas karena kamu pintar menghindari dari hukum tapi karma akan datang kepadamu," tuturnya. (suara)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita