Dualisme Kepengurusan-Elite Mundur, Partai Ummat Mulai Retak?

Dualisme Kepengurusan-Elite Mundur, Partai Ummat Mulai Retak?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Partai besutan politikus senior Amien Rais yakni Partai Ummat ditinggal beberapa elite partainya. 

Pengurus partai bahkan mengungkap adanya dualisme kepengurusan di sejumlah daerah.

Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Nazaruddin, mengungkap dualisme kepengurusan di sejumlah daerah berdampak pada mundurnya beberapa kader partai. Bahkan elite partai seperti Neno Warisman dan Agung Mozin menyatakan mundur dan keluar sebagai kader partai.

Nazaruddin lalu memberikan penjelasan terkait mundurnya para kader di partainya itu. Nazaruddin menyebut ada beberapa hal yang menjadi latar belakang pilihan kedua kader utama Partai Ummat tersebut mundur.


"Ada hal-hal yang itu mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi dirinya begitu. Nah yang saya maksud ekspektasi ini bukan sesuatu yang sifat idealisme atau ideologis tapi adalah dirinya begitu," kata Nazaruddin kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).

Kedua, menurut eks Ketua PAN DIY itu, saat ini memang terjadi dualisme kepengurusan Partai Ummat di beberapa daerah. Pihaknya juga mengungkap upaya-upaya untuk menyelesaikan dualisme kepengurusan tersebut.


"Yang kedua, di beberapa daerah itu memang terjadi dualisme kepengurusan. Kemudian kalau ada mundur, geser dan sebagainya itu bagian dari upaya penyelesaian dualisme-dualisme itu," kata Nazaruddin.

Nazaruddin menyebut Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais tak perlu turun tangan mengatasi masalah ini. Dia juga menganggap Amien Rais tak perlu memberikan tanggapannya soal mundurnya para kader maupun dualisme kepengurusan ini.

"Iya nggak perlu lah (Pak Amien turun tangan). Apalagi itu mundur, mau turun tangan diapain wong mundur," kata Nazaruddin.

"Saya kira tidak perlu, tidak harus beliau yang berkomentar. Kalau itu menyangkut anggota majelis syuro mungkin keseharian kan diserahkan ke sekretaris majelis syuro kan begitu. Kalau itu menyangkut pengurus DPW atau DPP atau DPD, nah itu yang ngurusi ya DPP," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Waketum Partai Ummat Chandra Tirta Wijaya. Chandra menyebut dualisme kepengurusan itu terjadi karena kader di daerah antusias memimpin partai, terlebih tidak ada arahan pembentukan DPD dari pimpinan pusat.

"Tidak ada arahan dari pusat ketika pembentukan Partai Ummat di daerah masing-masing. Mereka antusias untuk membentuk kepengurusan," jelas Chandra.

Sementara itu, Agung Mozin menegaskan pihaknya mundur dari Partai Ummat dengan alasan prinsip. Dia pun membenarkan terjadi dualisme kepemimpinan di beberapa daerah, namun pihaknya tak mau berkomentar tentang masalah itu.

"He-he-he saya tidak mau komentar panjang soal ini karena itu masalah internal Partai Ummat. Kita ikuti saja perkembangannya hari demi hari apa yang sedang terjadi," ujar Agung Mozin, beberapa waktu lalu.

Di tengah dualisme dan mundurnya elite partai ini tentu banyak yang mempertanyakan dimana sosok Amien Rais. detikcom kemudian menyambangi kediamannya di Condongcatur, Sleman pada Rabu (6/10) lalu.

Salah seorang penjaga di rumah Amien Rais yang tidak mau disebut namanya mengatakan Amien Rais sudah sejak hari Minggu di Jakarta.

"Pak Amien tidak di rumah. Sejak Minggu di Jakarta, kalau balik (ke Pandean) kapan saya tidak tahu," ujarnya kepada wartawan, kala itu.


Bukan hanya Amien Rais saja yang tidak berada di tempat. Menantu sekaligus Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi juga saat ini berada di Jakarta.

"Mas Ridho juga (di Jakarta)," pungkasnya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita