Tanggapi Surat Terbuka Irjen Napoleon, Pendeta Saifuddin: Lu Bukan Polisi, Lu Preman!

Tanggapi Surat Terbuka Irjen Napoleon, Pendeta Saifuddin: Lu Bukan Polisi, Lu Preman!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Pendeta Saifuddin Ibrahim menanggapi surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berisi pengakuan dan alasan dirinya menganiaya Muhammad Kece di dalam rumah tahanan Bareskrim Polri.

Pendeta Saifuddin yang merupakan kerabat Muhammad Kece, sangat menyayangkan tindakan mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri itu.

Pasalnya, kata dia, Muhammad Kece kondisi kakinya pincang.

"Ini orang pincang, Muhammad Kece ini pincang kakinya. Itu enggak perlu dikeroyok. Gebukin sekali mati," kata Saifuddin saat dihubungi JPNN.com, Senin (20/9) malam.

Pendeta Saifuddin juga menyayangkan pengakuan Irjen Napoleon Bonaparte yang menyatakan melakukan tindakan terukur.

Menurut Saifuddin, Napolen Bonaparte tidak berhak menghakimi YouTuber kontoroversial itu. Sebab, itu bukan tugasnya, apalagi Napoleon juga merupakan tahanan.

"Dia (Napoleon Bonaparte) sudah dijatuhi hukuman, cuma dia masih melakukan kegiatan untuk banding dan kasasi. Jadi, dia kalau ngomong tindakan terukur, lu bukan polisi, lu penjahat, preman," ujar Saifuddin.

Menurut Pendeta Saifuddin, tindakan Napoleon menganiaya Muhammad Kece sebuah pengkhianatan terhadap tubuh Polri.

"Dia meminta kepada petugas yang lain untuk membuka kunci sehingga dari jam 01 sampai 03, dia menyiksa Muhammad Kece. Apa-apaan ini?. Ini adalah pengkhianatan terhadap tubuh Polri," pungkas Pendeta Saifuddin.

Sebelumnya, Irjen Napoleon Bonaparte telah dilaporkan Muhammad Kece ke Bareskrim Polri atas tindakan penganiayaan.

Napoleon pun buka suara terkait tindakan yang dilakukannya itu.

Hal ini dia sampaikan melalui surat terbuka yang dibuatnya sendiri dan dibenarkan oleh kuasa hukumnya, Gunawan Raka.

Dalam surat terbukanya diketahui motif utama melakukan penganiayaan terhadap Muhammad Kece.

Sebagai seorang muslim, Napoleon Bonaparte menyatakan tidak terima agamanya dihina oleh Muhammad Kece.

“Siapa saja bisa menghina saya, tetapi tidak kepada Allah-ku, Alquran, Nabi Muhammad SAW dan akidah Islam-ku. Karenanya saya bersumpah melakukan tindakan terukur apa pun kepada siapa saja yang berani melakukannya,” kata Napoleon.

Napoleon menilai tindakan penghinaan yang dilakukan Muhammad Kece dan pelaku penistaan agama lainnya sangat berbahaya bagi kesatuan, persatuan, dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Saya sangat menyayangkan bahwa sampai saat ini pemerintah belum juga menghapus semua konten di media yang telah dibuat dan dipublikasikan manusia-manusia tak beradab itu,” tambah Napoleon dalam surat terbuka.

Karena kekecewaan itu, Napoleon lantas melakukan tindakan penganiayaan terhadap Muhammad Kece dan berujung pada laporan di Bareskrim Polri.

“Akhirnya, saya akan mempertanggungjawabkan semua tindakan saya terhadap Kece, apa pun risikonya,” ujar Napoleon Bonaparte. [jpnn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita