Satpam di Semarang Meninggal saat Sujud, Rekan Kerja: Dia Purnawirawan, Ibadahnya Tekun

Satpam di Semarang Meninggal saat Sujud, Rekan Kerja: Dia Purnawirawan, Ibadahnya Tekun

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Saparin (54) satpam sebuah pabrik benang di Pedurungan, Kota Semarang ditemukan meninggal dunia dalam posisi sujud di atas sajadah, Senin (6/9/2021) sekira pukul 22.55 WIB.

Korban pertama kali ditemukan meninggal oleh rekan kerjanya di kamar mes dekat tempat tidur. 

Ketika ditemukan meninggal, korban menggunakan baju batik biru, sarung motif garis warna ungu dan merah, serta masih mengenakan peci hitam.

Korban diketahui seorang purnawiran TNI AD. 

"Iya korban ditemukan meninggal selepas salat isya," terang Kapolsek Pedurungan Kompol Asfauri saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (7/9/2021).

Ia menjelaskan, korban pertama kali ditemukan meninggal dunia oleh rekan kerjanya yang mendatangi mes korban yang tak jauh dari pabrik.

Korban seharusnya masuk shift malam namun hingga pukul 22.00, korban tak kunjung bertugas.

Rekan korban akhirnya mendatangi mes yang dihuni korban.

Setiba di tempat tersebut, kunci mes tak terkunci.

Rekan korban tersebut lalu masuk dan melihat korban sudah dalam posisi sujud.

"Saksi lalu membangunkan korban dengan cara memanggilnya tapi korban tak menjawab.

Selepas didekati lalu disentuh tubuhnya sudah dalam kondisi kaku," ungkapnya.

Ia melanjutkan, selepas pemeriksaan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Pihak keluarga telah menerima atas meninggalnya korban dengan membuat surat pernyataan sehingga menolak untuk diautopsi.

"Korban dibawa ke Kelurahan Dempet, Kecamatan Dempet, Demak untuk di laksanakan pemakaman di TPU Kiwoto pagi ini," tegasnya. 

Dia Sangat Baik

Para rekan kerja Saparin (54) mengaku kehilangan terhadap sosok almarhum.

Pasalnya almarhum sepanjang bekerja di sebuah pabrik benang di Pedurungan, Kota Semarang, dikenal sebagai sosok yang baik.

"Orangnya ramah, humoris dan suka menyapa," terang rekan kerja korban sesama satpam, Dullah (59) kepada Tribunjateng.com, Selasa (7/9/2021).

Selain itu, lanjut dia, almarhum dikenal sebagai sosok yang rajin ibadah. 

"Iya ibadahnya tekun," ungkapnya.

Menurutnya, selama bekerja menjadi satpam di pabrik tak pernah ada cela. 

Korban bekerja di pabrik tersebut selama dua tahun. 

Korban juga sangat rendah hati dan memiliki sopan santun yang baik. 

"Dia ga sombong, meski purnawirawan tetap rendah hati," jelasnya. 

Ia menuturkan, terakhir bertemu korban pada Senin (6/9/2021) sekira pukul 07.30 WIB. 

Ketika itu korban baru saja lepas piket malam hendak pulang menuju mes karyawan. 

Ia yang bertugas di pintu jaga mes karyawan lantas membuka pintu gerbang.

"Almarhum langsung menyapa lalu mengucapkan terima kasih dengan tersenyum," jelasnya. 

Ia pun kaget ketika pagi ini mendengar kabar bahwa korban meninggal dunia saat salat Isya. 

Padahal ketika terakhir bertemu korban tampak bugar dan tak ada tanda-tanda tertentu. 

"Korban sangat bugar dan sempat guyon sama saya. 

Kaget saja dengar kabar korban meninggal dunia," paparnya. 

Sementara itu, rekan korban lain, Rumadi menjelaskan, korban baginya memang sosok yang baik. 

"Di mata saya orangnya baik," tuturnya.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita