Menteri Luhut: Kita Tidak Ingin Lagi Kecolongan Lolosnya Varian Baru

Menteri Luhut: Kita Tidak Ingin Lagi Kecolongan Lolosnya Varian Baru

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, situasi pandemi COVID-19 terus menunjukkan perbaikan. Hasil estimasi dari tim FKM UI menunjukkan angka reproduksi efektif Indonesia untuk pertama kalinya selama pandemi, berada di bawah 1, yakni sebesar 0,98. 

Angka ini berarti setiap 1 kasus COVID-19 secara rata-rata menularkan ke 0,98 orang, atau jumlah kasus akan terus berkurang. Angka ini juga dapat diartikan pandemi COVID- 19 di Indonesia telah terkendali.

“Capaian kasus harian juga menunjukkan tren yang terus membaik. Kasus konfirmasi secara nasional hari ini berada di bawah 2.000 kasus dan kasus aktif sudah lebih rendah dari 60 ribu. Untuk Jawa-Bali, kasus harian turun hingga 98,0 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli lalu,” ujarnya dalam jumpa pers yang digelar virtual, Senin, 20 September 2021. 

Dengan berbagai perbaikan tersebut,  menurut Luhut, saat ini sudah tidak ada lagi kabupaten kota yang berada di level 4 di Jawa Bali.

“Berbagai capaian tersebut tentu harus kita syukuri. Namun demikian, Presiden dalam Ratas tadi pagi mengingatkan agar kita tetap waspada dan hati-hati. Risiko peningkatan kasus masih tinggi dan dapat terjadi sewaktu-waktu,” kata dia. 

Salah satu risiko, lanjut Luhut, berasal dari luar negeri terutama melihat masih tingginya kasus COVID-19 di negara-negara tetangga. 

“Kita juga tidak ingin lagi kecolongan lolosnya varian baru, seperti Mu dan Lambda, masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Menurut Luhut, untuk mencegah hal itu terjadi, pemerintah akan membatasi pintu masuk perjalanan internasional ke Indonesia dan memperketat proses karantina bagi warga negara asing maupun Indonesia yang datang dari luar negeri. 

Khusus untuk pintu masuk udara hanya dibuka di Jakarta dan Manado. Untuk laut hanya di Batam dan Tanjung Pinang dan untuk jalur darat hanya dapat dibuka di Aruk, Entikong, Nunukan dan Motaain.

“Proses karantina juga dijalankan dengan ketat tanpa terkecuali dengan waktu karantina 8 hari dan melakukan PCR sebanyak 3 kali. Selain itu pemerintah juga meningkatkan kapasitas karantina dan testing, terutama di pintu masuk darat,” ujarnya. 

TNI dan Polri, menurut Luhut, juga akan ditugaskan untuk melakukan peningkatan pengawasan di jalur-jalur tikus, baik di darat maupun laut.

“Sesuai arahan Presiden, kami di kabinet juga sudah diminta mengantisipasi kemungkinan terjadi gelombang baru ke depan,” kata Luhut.

Berdasarkan salah satu studi di scientific report berjudul “Multiwave pandemic dynamics explained: how to tame the next wave of infectious diseases”, kunci menahan gelombang baru adalah mengendalikan jumlah kasus pada masa strolling (ketika kasus sedang rendah).

Dalam studi tersebut, Luhut menerangkan, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia di sekitar 2.700 atau 3.000-an kasus. 

“Saya yakin kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut dan kuncinya adalah 3T, 3M, serta Penggunaan Peduli Lindungi,” ujarnya. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita