Baru Terpilih, Presiden Zambia Kaget Utang Membengkak, Kas Negara Kosong Dikorupsi

Baru Terpilih, Presiden Zambia Kaget Utang Membengkak, Kas Negara Kosong Dikorupsi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Presiden Zambia baru, Hakainde Hichilema mengatakan, kas negara kosong. Dana-dana itu telah dikorupsi. 

"Orang-orang masih mencoba melakukan pergerakan dana di menit-menit terakhir, yang tidak sah, yang bukan milik mereka," kata Presiden Hakainde Hichilema, seperti dilansir dari BBC, Rabu (1/9/2021). 

Presiden Hichilema tak secara langsung menunjuk korupsi besar-besaran dilakukan pada masa pemerintah sebelumnya. Namun demikian, presiden sebelumnya, Edgar Lungu menyangkal adanya penyelewengan dalam pemerintahan. 

"Defisit keuangan jauh lebih besar dari yang kami perkirakan. Situasi utang belum diungkapkan sepenuhnya oleh pemerintah sebelumnya. Sayangnya ada banyak kerusakan," kata Hichilema.

Sebagai informasi, dalam pemilihan presiden Zambia bulan lalu, Presiden Hichilema berhasil mengalahkan Edgar Lungu yang sebelumnya telah memerintah sejak 2015-2021. Hichilema akhirnya menduduki kursi presiden setelah lima kali gagal. 

Menduduki jabatan presiden, Hichilema berjanji akan mengatasi korupsi. Dia juga berjanji mengakhiri krisis keuangan dan ekonomi akibat membengkaknya utang Zambia.

Dia menambahkan, pemerintahnya tak akan memberikan toleransi pada korupsi. Masalah yang dia sebut 'pergerakan dana ilegal' juga akan segera diselesaikan.

"Ada banyak orang yang tidak bekerja, tetapi digaji pemerintah," katanya.

Untuk memulainya, Presdiden Hichilema telah menunjuk ekonom dan mantan penasihat Dana Moneter Internasional (IMF) Situmbeko Musokotwane sebagai menteri keuangan.

Untuk pertama kalinya sejak 1998, Zambia jatuh ke dalam resesi tahun lalu. Negara itu juga gagal dalam pembayaran utang. Zambia berutang kepada pemberi pinjaman asing sekitar 12 miliar dolar AS.

Menurut perusahaan pemeringkat kredit S&P Global, utang Zambia menghabiskan setidaknya 30 persen dari pendapatannya untuk pembayaran bunga. 

Tahun lalu, Zambia tak mampu membayar bunga pinjaman. Hal menjadikannya negara Afrika pertama yang gagal membayar pinjaman selama pandemi.

Pemerintah sebelumnya telah banyak meminjam, termasuk dari China untuk membangun infrastruktur. Presiden Hichilema mengatakan pemerintah berkomitmen untuk memulihkan kredibilitasnya di antara pemberi pinjaman.

Pemerintah akan mengadakan pembicaraan dengan China. Dia yakin China akan memahami dirinya mewarisi situasi yang sangat sulit. 

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan bahwa pengangguran naik menjadi lebih dari 12 persen pada tahun 2020, tertinggi sejak 2011. Janji untuk menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda Zambia adalah alasan utama lain di balik kemenangan pemilihannya. [inews]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita