Saran untuk PAN Usai Gabung Barisan Jokowi: Hindari Pembahasan Amandemen UUD 1945 Soal Jabatan 3 Periode

Saran untuk PAN Usai Gabung Barisan Jokowi: Hindari Pembahasan Amandemen UUD 1945 Soal Jabatan 3 Periode

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Citra dan kepantasan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi oposisi luntur seketika, saat Zulkifli Hasan sebagai ketua umum partai ini memilih berbelok ke barisan Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.

Begitu pandangan yang disampaikan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menelaah hasil pertemuan partai koalisi pemerintah bersama Presiden Jokowi tersebut di Istana Merdeka

eka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (25/8).


"PAN hari ini jauh berbeda dengan era Ketum Hatta Radjasa bahkan Amien Rais," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/8).

Namun menurut Jerry, keputusan bergabung dengan koalisi pemerintah merupakan hak prerogatif PAN sebagai parpol. Hanya saja, ia memberikan sejumlah saran kepada PAN yang terkait isu politik yang menjadi perhatian publik saat ini.

Yaitu, mengenai rencana amandemen Undang Undang Dasar (UUD) 1945 yang disebut-sebut hanya membahas soal Pokok Pokok Haluan Negara (PPHN).

Menurutnya, amandemen konstitusi bukan lah sesuatu yang kebetulan. Sehingga wajar kiranya jika masyarakat bersikap curiga akan adanya pembahasan pasal-pasal lainnya yang belakangan marak soal perubahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

Oleh karena itu, berhubung PAN sudah terlanjur nyemplung ke dalam lingkaran penguasa, maka Jerry menyarankan agar Zulkifli Hasan dan jajarannya untuk tetap berpegang teguh pada kehendak masyarakat luas.

"Walau bergabung PAN harus menghindari pembahasan Amandemen UU untuk jabatan tiga periode, itu haram bagi mereka yang memegang teguh konstitusi," ucapnya.

Dari situ, Jerry menyatakan bahwa dalam alam demokrasi diperlukan keseimbangan politik. Dalam konteks ini, meski PAN sudah menjadi koalisi pemerintahan Jokowi, diperlukan kader-kader yang memiliki sikap yang tegas dalam hal kebenaran.

"Saya kira harus ada orang-orang berhaluan bipartisan dan moderat di setiap partai. Ini untuk menjegal rancangan UU yang tak berpihak ke rakyat atau hanya political interest (kepentingan politik)," tandas Jerry. (RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita