Kalau Mega Sudah Tak Mau Temui Jokowi, Baru Kita Yakin Hubungan Mereka tak Harmonis

Kalau Mega Sudah Tak Mau Temui Jokowi, Baru Kita Yakin Hubungan Mereka tak Harmonis

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Spekulasi hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo renggang memang disebabkan banyak faktor.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga membeberkan, setidaknya hal yang menguatkan kerenggangan hubungan antara Mega dengan Jokowi antara lain Megawati belakangan ini mengeritik Jokowi. Kritik itu juga diikuti petinggi PDIP, termasuk Puan Maharani.

Juga adanya anggapan Jokowi dinilai justru lebih dekat Golkar karena mempercayai kader-kader Golkar dalam menangani pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dengan peran besar yang diberikan Jokowi kepada kepada Airlangga Hartarto dan Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut Jamiluddin, porsi besar kepada dua kader Golkar yakni Airlangga dan Luhut Binsar Pandjaitan ini dimaksudkan Jokowi untuk menjaga keseimbangan.

"Bisa saja Jokowi bermaksud menjaga keseimbangan koalisi pendukung. Sebab, kalau peran itu diberikan kepada menteri dari PDIP, ada kemungkinan keseimbangan itu terganggu," kata Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/8).

Sementara gencarnya kritik Megawati dan Puan Maharani serta kader-kader PDI Perjuangan lainnya kepada Jokowi. Tepatahkan ketika Megawati siap pasang badan menghadapi berbagai kritik terhadap Jokowi. Bahkan, kedatangan Megawati ke Istana menemui Jokowi juga mengindikasikan hubungan mereka baik-baik saja.

"Jadi, untuk memastikan hubungan Megawati - Jokowi jangan dilihat dari kritiknya. Tapi kalau Megawati sudah tidak mau bertemu Jokowi, barulah kita yakin hubungan mereka sudah tidak harmonis," demikian Jamiluddin Ritonga. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita