Spesialis Anak Sebut 4 Sebab Tingginya Kematian Anak Akibat Covid

Spesialis Anak Sebut 4 Sebab Tingginya Kematian Anak Akibat Covid

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Virus Corona varian Delta (B.1.617.2) sangat rawan menulari anak-anak. Hal ini bisa berakibat morbiditas (angka kesakitan) dan angka kematian (mortalitas) bagi anak terutama balita akibat Covid-19 akan semakin tinggi.

Menurut Pendiri Yayasan Advokasi Kesehatan Anak Indonesia (YAKAI) Dr. dr Bob Wahyudin, SpA saat ini saja berdasarkan data dari pemerintah melalui laman Covid.go.id, angka kesakitan akibat Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari 2,2 juta. Dari jumlah tersebut 12,6 persennya adalah anak-anak. "Padahal pada Juni 2020 angkanya cuma 7,8% atau bertambah 4,8 persen," terang Bob Wahyudin kepada detikcom, Jumat (2/7/2021).

Sebagai perbandingan, Bob melanjutkan, di Amerika Serikat angka kesakitan bagi anak-anak mencapai 50 persen. Namun angka kematian anak akibat Covid-19 di negara adi daya itu hanya 0,05 persen. Sedangkan di Indonesia angka kesakitannya 12,6 persen tapi angka kematiannya mencapai 2,9 persen. "Dari persentase tingkat kematian anak akibat Covid-19 usia Balita menyumbang separuhnya," ujar dokter yang berpraktik di RS Siloam Makassar.

Ada beberapa faktor yang jadi sebab tingginya kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia, antara lain gizi buruk. Faktor ini berdampak kepada rendahnya imunitas atau daya tahan tubuh anak sehingga sangat rentan jika terkena Covid-19.

Faktor kedua, vaksinasi pada anak baru saja dilakukan akibat terbatasnya pasokan jumlah vaksin. Itu pun baru dikenakan terhadap anak-anak berusia 12-17 tahun, sedangkan balita sama sekali belum akan tersentuh vaksinasi dalam waktu dekat.

Faktor ketiga, penerapan protokol kesehatan yang masih sangat lemah. Bob Wahyudin mencontohkan banyak orang tua yang mengajak anak-anak mereka ke mal tanpa mengenakan masker. "Ă–rang tuanya sih bermasker tapi anaknya tidak," ujarnya. Faktor keempat adalah varian delta yang sangat mudah menular.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita