Politikus Demokrat ke Buzzer Pemerintah: Sibuk Fitnah Alihkan Kegagapan Pemerintah

Politikus Demokrat ke Buzzer Pemerintah: Sibuk Fitnah Alihkan Kegagapan Pemerintah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra mewanti-wanti agar para buzzer fokus saja membantu pemerintah menangani Covid-19. Menurutnya, buzzer kekinian sibuk memfitnah Demokrat.

Pernyataan Herzaky tersebut menanggapi sempat trending di Twitter Hashtag #BharataYudhaDemokrat. Bahkan pada Selasa (28/7/2021) pagi ini hashtag #TenggelamkanDemokrat masih trending. Herzaky menduga hal itu dilakukan para buzzer propemerintah.

"Daripada memfitnah kami untuk mengalihkan perhatian publik dari berita duka, dari kegagapan pemerintah menangani Pandemi Covid-19, lebih baik mereka fokus bantu pemerintah tangani Pandemi Covid-19 ini," kata Herzaky saat dihubungi, Rabu (28/7/2021).

Menurutnya, para buzzer tersebut tak punya hati nurani. Padahal Indonesia sedang berduka lantaran angka kematian Covid-19 mencapai angka tertinggi.

"Tapi, para buzzer malah sibuk menyebar fitnah kembali kepada Partai Demokrat," tuturnya.

Lebih lanjut, Herzaky menyebut Demokrat tetap fokus untuk membantu rakyat meski para buzzer melakukan serangan. Menurutnya, partai berlambang bintang mercy tersebut tak mau ambil pusing.

"Kalau memang konsistensi kami membantu rakyat terdampak pandemi, dan menyuarakan aspirasi rakyat yang merasa menjadi korban atas kegagapan pemerintah menangani pandemi, membuat kami menjadi sasaran fitnah dan serangan hoax secara bergelombang dari para pendengung pendukung pemerintah, tentunya demi rakyat kami takkan surut," katanya.

Sebelumnya, hashtag #BharataYudhaDemokrat menjadi trending di jejaring media sosial Twitter, pada Selasa (27/7/2021) malam.

Dilihat oleh Suara.com para akun pengguna Twitter yang menggunakan hashtag tersebut meretweet cuitan lama akun @xvidgmbk pada Februari 2021 silam.

Dalam cuitan tersebut Partai Demokrat disebut-sebut melakukan operasi politik yang dinamakan Bharatayudha dengan kode sandi Romeo.

Operasi ini disebut-sebut sebagai serangan kampanye hitam pihak Cikeas ke istana atau dalam arti lain serangan yang ditujukan kepada pemerintah.

Adapun latar belakang dari operasi yang disebut akal-akalan Cikeas untuk 2024 ini, diawali sadarnya Demokrat akan kekuatan partai yang tidak terlalu besar di parlemen.

AHY kemudian disebut menyusun sejumlah siasat dengan tujuan agar partai memiliki daya tawar dengan pihak kekuasaan agar langkahnya menjadi capres di 2024 berjalan mulus. [suara]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita