Ternyata Ini Makna di Balik Pose Patung Bung Karno yang Diresmikan Prabowo dan Megawati

Ternyata Ini Makna di Balik Pose Patung Bung Karno yang Diresmikan Prabowo dan Megawati

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersama Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno sedang menunggangi kuda di kantor Kemenhan, Jakarta, Minggu (6/6).

Proklamator RI seperti terlihat dari patung itu, tampak sedang hormat ketika menunggangi kuda.

Di sisi lain, empat kaki kuda menjejak tanah pada patung tersebut.

Tenyata, setiap pose kuda pada patung pahlawan tersebut memiliki makna tersendiri.

Mulai dari pose kuda dengan empat kaki menjejak tanah. Pose kuda dengan satu kaki terangkat. Setelah itu pose kuda dengan dua kaki terangkat.

Dikutip dari GenPi.co patung tokoh yang menunggangi kuda dengan pose keempat kakinya menjejak tanah menandakan bahwa pahlawan tersebut meninggal dunia bukan karena peperangan.

Pahlawan tersebut bisa saja meninggal karena sakit, karena tua, atau penyebab lainnya.

Selanjutnya, patung tokoh sedang berkuda dengan satu kaki yang terangkat menandakan pahlawan itu meninggal dunia akibat luka saat perang.

Namun, pahlawan ini tidak meninggal di medan perang.

Satu contohnya adalah Monumen Jenderal Gatot Subroto di Purwokerto, Jawa Tengah.

Berikutnya patung tokoh sedang berkuda dengan dua kaki yang terangkat menandakan bahwa pahlawan tersebut meninggal dunia di medan perang atau saat konflik sedang berlangsung.

Contoh hal ini adalah patung Pangeran Diponegoro di Menteng, Jakarta Pusat.

Meski demikian, menurut sejarah, Pangeran Diponegoro meninggal dunia saat sedang diasingkan dan ditahan di Benteng Rotterdam, Makassar pada 8 Januari 1855.

Terkait peresmian patung Bung Karno, Prabowo menceritakan kisah di balik patung pria kelahiran 6 Juni 1901 itu sedang menunggang kuda.

Patung Bung Karno yang diresmikan itu merekam kejadian Bapak Bangsa ketika menjadi inspektur upacara pada Hari Angkatan Perang pertama Indonesia 5 Oktober 1946.

“Waktu itu sebagai inspektur upacara, sebagaimana tradisi waktu itu, para pemimpin tentara meminta kesediaan beliau untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda,” kata Prabowo di acara peresmian patung Bung Karno, Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan bahwa Bung Karno pada dasarnya tidak pernah menunggangi kuda.

Namun, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, itu sadar perannya sebagai panglima tertinggi di Indonesia.

Bung Karno, kata Prabowo, merasa perlu menunggangi kuda saat memimpin upacara militer.

Pria dengan nama lahir Koesno Sosrodihardjo itu lantas berlatih menunggangi kuda sehingga bisa menjadi inspektur upacara pada Hari Angkatan Perang pertama.[psid]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA