Tanda Tanya Posisi Jubir Jokowi Kala Fadjroel Jadi Calon Dubes RI

Tanda Tanya Posisi Jubir Jokowi Kala Fadjroel Jadi Calon Dubes RI

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Daftar 33 calon duta besar Republik Indonesia (RI) tercantum nama Fadjroel Rachman. 

Jabatan yang kini masih dijabat oleh Fadjroel adalah juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi). Masih ada tanda tanya soal posisi jubir presiden jika Fadjroel menjabat sebagai duta besar RI.

33 nama calon dubes RI yang beredar sudah dibenarkan oleh pimpinan Komisi I DPR RI. Ke-33 nama tersebut kabarnya bakal jalani uji kelayakan di Komisi I pada Juli 2021.

"Insyaallah Komisi I akan melakukan fit and proper test minggu kedua bulan Juli," kata Ketua Komisi I, Meutya Hafid, kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).

Dari nama-nama tersebut, ada sejumlah nama lain seperti Ketua Kadin Rosan Roeslani yang bakal jadi calon Dubes RI untuk Amerika Serikat (AS) dan nama Zuhairi Misrawi calon Dubes RI untuk Tunisia. Sementara nama Fadjroel Rachman tertulis bakal menjadi calon Dubes RI untuk Kazakhstan.


Fadjroel Rachman mengaku tak masalah ditempatkan di mana saja oleh Presiden Jokowi. Fadjroel mengatakan tugas negara yang diberikan Presiden Jokowi merupakan tugas mulia.

"Apa pun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai," kata Fadjroel lewat pesan singkat, Jumat (25/6/2021).

Lalu, menyisakan tanda tanya, bagaimana dengan posisi jubir presiden yang bakal ditinggalkan Fadjroel? Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut kemungkinan tidak ada lagi jabatan jubir Presiden Jokowi setelah Fadjroel Rachman menjabat dubes RI.

"Mungkin tidak (ada jubir presiden lagi), karena nanti pasti apa Bapak Presiden menunjuk lagi staf khusus bidang komunikasi atau tidak, tapi saya kira insyaallah berjalan seperti biasa saja," kata Ngabalin saat dihubungi, Sabtu (26/6/2021).

Ngabalin menceritakan selama setahun lebih ini Presiden Jokowi kerap menyampaikan pernyataannya secara langsung. Oleh sebab itu, jabatan jubir presiden kemungkinan besar tidak ada lagi setelah Fadjroel Rachman menjadi dubes.

"Iya (mungkin tidak ada), karena tugas jubir itu kan kalau nggak salah sebetulnya hampir setahun atau setahun lebih ini, itu kan langsung diambil oleh Bapak Presiden," imbuhnya.

Menurut Ngabalin, bahwa selama ini Presiden Jokowi memberikan pernyataan dan penjelasan secara langsung. Mensesneg, Mensekab, KSP, hingga staf khusus bidang komunikasi kemudian menguatkan pernyataan Presiden Jokowi jika ada pertanyaan publik.

aya kira kerja komunikasi di Istana selama ini kan berjalan dengan baik, koordinasinya ada, kemudian induk perintahnya juga ada. Jadi dengan kepercayaan Bapak Presiden menunjuk Bang Fadjroel menjadi duta besar, tentu komunikasi ruang publik di Istana juga akan berjalan seperti biasa. Insyaallah tidak ada yang terganggu," sambungnya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Faisol Riza ingin sosok yang bakal menggantikan Fadjroel Rachman sebagai jubir presiden memiliki pengetahuan yang komplet. Faisol Riza menyebut bahwa penjelasan jubir presiden selama ini kerap bertentangan dengan penjelasan kementerian dan lembaga.

"Selama ini jubir presiden sering diragukan kredibilitasnya oleh publik karena beberapa kali sering kurang jelas menerangkan kebijakan presiden, bahkan pernah berselisih dengan penjelasan kementerian terkait," kata Faisol Riza kepada wartawan.

Ketua Komisi VI DPR RI ini menilai Presiden Jokowi memerlukan jubir yang memiliki pengetahuan yang komplet. Dasar dan tujuan kebijakan presiden yang disampaikan kepada publik pun akhirnya dapat diserap oleh publik.

"Sebagai harapan publik tentu kita ingin jubir yang bisa menerangkan kebijakan presiden dengan clear. Mungkin presiden memerlukan jubir yang memiliki background pengetahuan cukup komplet sehingga bisa menerangkan latar belakang kebijakan dan tujuan dari kebijakan itu sendiri," ujar Faisol Riza.

"Tapi tentu Presiden lah yang tahu persis jubir seperti apa yang dibutuhkan. Apa lagi di masa pandemi dan disrupsi ini," sambungnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita