Aktivitas Peledakan Ancam Keselamatan, Warga Geruduk Proyek Kereta Cepat Indonesia-China

Aktivitas Peledakan Ancam Keselamatan, Warga Geruduk Proyek Kereta Cepat Indonesia-China

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggeruduk area proyek tunnel 11.1 trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Gunung Bohong pada Rabu (2/6/2021).

Warga geram dengan aktivitas blasting atau peledakan yang dilakukan pihak pengembang. Sebab, aktivitas untuk menembus Gunung Bohong itu sejak awal sangat mengancam keselamatan warga.

Ketua RT 04/13 Kompleks Tipar Silih Asih, Heru Agam mengatakan, aksi spontan yang dilakukan puluhan warga itu dilakukan tadi pagi.
Warga ingin menyampaikan surat yang berisi peringatan agar blasting tidak dilanjutkan lagi.

"Warga ke sana, saya bikinkan surat resmi jangan sampai ada ledakan lagi. Tapi pimpinannya gak ada di tempat," ujar Heru saat ditemui.

Seperti diketahui, aktivitas ledakan untuk membuat trase berupa terowongan 11 di Gunung Bohong itu sudah berlangsung sejak tahun 2019.

Ledakan itu berdampak terhadap rumah-rumah warga di Kompleks Tipar Silihasih yang mengalami retakan pada dinding hingga lantai.

Sejak saat itu warga mencoba membuat perlawanan dengan kekuatan seadanya. Mereka meminta aktivitas blasting itu dihentikan sampai ada jaminan keamanan dan keselamatan bagi mereka, yang hingga kini belum didapatkan.

Bukannya dihentikan, ledakan malah semakin menjadi sejak dua bulan terakhir ini. Jaraknya yang semakin dekat dengan pemukiman membuat warga semakin takut dan merasa terancam keselamatan jiwanya.

"Getarannya itu kuat banget kerasa. Perabotan aja sampai bergoyang. Terus waktunya itu gak menentu. Takutnya itu pas warga tidur, tiba-tiba ada ledakan lagi. Ledakan terakhir baru saja sekitar pukul 16.30 WIB," ungkap Heru.

Ketua RW 13 Kompleks Tipar Silih Asih, Rudianto menambahkan, dalam dua bulan terakhir ini ledakan semakin intens dilakukan di terowongan KCJB milik PT KCIC itu.

Dalam sekali, ada sekitar tiga ledakan yang dirasakan langsung dampaknya oleh warga.

"Paling banyak itu pas tanggal 29 atau 31, itu ada 11 kali ledakan dalam sehari. Guncangannya makin kerasa karena titik blastingnya makin deket," beber Rudianto.

Dampaknya, kerusakan rumah-rumah warga pun semakin parah. Selain itu, sumber mata air juga ikut terdampak dengan adanya proyek tersebut.

"Kalau yang hanya retakan di lantai sama dinding itu hampir semua rumah. Tapi kalau yang parah ada sekitar 22 rumah," sebutnya.

Sejak awal, kata dia, warga menolak adanya peledakan. Berbagai upaya pun sudah ditempuh, dari mulai ke Pemdes setempat, kecamatan hingga Pemkab Bandung Barat. Namun semuanya tak bergeming.

Teranyar, warga akan menghadapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada pertengahan Juni ini. Mereka berharap orang nomor satu di Jawa Barat itu bisa memberikan solusi bagi warga yang merasa terancam selama peledakan itu tetap dilakukan.

"Kita bukan mau menghalangi proyek pemerintah, kita hanya minta jaminan keselamatan, kita minta perlindungan. Ada yang bilang aman, tapi kan buktinya sekarang kerusakan semakin parah," pungkasnya.[]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA