Ambulans Antar Ibu-Bayi Wafat Usai Persalinan Ditendang, RS Lapor Polisi

Ambulans Antar Ibu-Bayi Wafat Usai Persalinan Ditendang, RS Lapor Polisi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pihak Rumah Sakit (RS) Bunda Mulia, Kisaran, Asahan, melapor ke polisi usai ambulans mereka ditendang warga. 

Ambulans ditendang saat mengantar jenazah ibu dan bayi yang wafat usai persalinan.

"Kami antar pasien ini ke rumahnya menggunakan ambulans namun sampai rumah ambulans kami ditendang sampai penyok. Kami sudah laporkan ke polisi," kata penanggungjawab RS Bunda Mulia Kisaran, Binsar P Sitanggang, kepada wartawan, Selasa (18/5/2021).

Persoalan ibu dan bayinya wafat usai persalinan ini viral di media sosial. Keluarga dari pasien yang wafat menuding pihak rumah sakit lalai sehingga menyebabkan ibu dan bayinya meninggal tak lama usai persalinan.

Tudingan soal kelalaian pihak RS itu disampaikan oleh Yulia Sinaga lewat akun Facebook-nya. Ada beberapa foto dan narasi terkait pelayanan rumah sakit yang disebutnya tidak maksimal hingga dia harus kehilangan kakak ipar dan keponakannya yang baru lahir. Dia menuding petugas menganggap sepele persoalan nyawa.

"Karena kelalaian dan sepele petugas medis nyawa pun hilang," tulis Yulia.

Yulia juga menceritakan penanganan kelahiran istri dari abang kandungnya di RS Bunda Mulia, Kisaran. Dia menyebut pihak RS tak memberi pelayanan yang baik sehingga kakak ipar dan bayi yang baru dilahirkan wafat tak lama usai persalinan.

Mertua pasien yang meninggal, Rindu br Aritonang (55), juga menceritakan hal yang sama saat ditemui di rumahnya. Dia mengaku menyaksikan pelayanan RS yang bertele-tele sehingga menantunya meninggal usai melahirkan.

"Jadi mulanya itu hari Sabtu, tanggal 15 Mei menantuku mau melahirkan, pertama dibawa pertama ke Puskesmas lalu dianjurkan ke rumah sakit. Kami sampai di rumah sakit itu sekitar jam 9 malam," kata Rindu.

Dia mengatakan menantunya tak langsung ditangani karena belum ada dokter. Dia menyebut hanya ada beberapa perawat yang memeriksa. Padahal, katanya, menantunya sudah merasakan sakit.

Malam itu di rumah sakit, perawat di sana bilang masih bisa melahirkan normal ini, jadi kami tunggu juga sambil menunggu dokter datang," kata dia.

Bayi tersebut meninggal tak lama setelah persalinan. Ibunya meninggal keesokan harinya.

Kembali ke soal ambulans ditendang. Binsar mengatakan sopir ambulans mengantar jenazah bersama seorang perawat ke rumah duka di Kecamatan Air Joman, Asahan, pada Senin (17/5). Saat itulah diduga ada yang menendang ambulans hingga penyok.

Dia juga menunjukkan bukti laporan polisi nomor STBL/192/V/2021/SPKT/Polres Asahan/Polda Sumut. Binsar menyayangkan kejadian tersebut.

"Apalagi kasus ini sudah menjadi viral di sosial media. Jika tak senang dengan pelayanannya silakan tuntut sesuai jalurnya, saya layani," kata dia.

Dia juga menepis tudingan pihak RS lalai melayani pasien. Dia menyebut pelayanan dilakukan sesuai standar yang berlaku.

"Pasien datang dalam kondisi fisiologis normal tidak ada indikasi operasi," ucap Binsar.

Dia menuding keluarga menyuruh pasien merangkak sejauh 5 meter selama 2 jam. Hal itu, katanya, menyebabkan gangguan pada rahim.

"Ada intervensi keluarga untuk menyuruh pasien jongkok dan merangkak merangkak sejauh lima meter itu selama dua jam. Sehingga lepas plasenta di dalam rahim hingga dilakukan operasi," kata Binsar.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita