Terkait Dengan Etik, Moeldoko Layak Dipertimbangkan Dicopot Dari Kabinet

Terkait Dengan Etik, Moeldoko Layak Dipertimbangkan Dicopot Dari Kabinet

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko layak dipertimbangkan untuk direshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu menyusul rencana reshuffle kabinet pasca peleburan Kemendikbud dan Kemenristek menjadi Kemendikbud-Ristek.

Selain itu, saat ini juga ramai soal rencana pembentukan Kementerian Investasi.

Pasalnya, Kementerian Investasi inilah yang disebut-sebut menjadi latar belakang peleburan Kemendikbud-Ristek dan membuka peluang reshuffle kabinet.

"Terkait dengan etik, kalau dengan etik saya kira Pak Moeldoko layak untuk dipertimbangkan apakah beliau masih tetap mau bergabung sebagai kepala KSP atau sebaliknya," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti saat menjadi narasumber dalam diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk 'Reshuflle Kabinet Sebagai Keniscayaan' pada Selasa (13/4).

Ray menilai, manuver politik mantan Panglima TNI itu terhadap Partai Demokrat menjadi salah satu prasyarat untuk direshuffle.

Sebab, Moeldoko merupakan pejabat di lingkungan Istana Negara.

"(Moeldoko) mulai memikirkan aktivitasnya, politiknya lebih luas dari sekadar ketua KSP di kabinetnya Pak Jokowi," ujar aktivis 1998 ini.

Namun begitu, Ray Rangkuti masih belum yakin Presiden Jokowi akan mereshuffle Moeldoko karena harus mempertimbangkan keseimbangan politik.

"Kalau pun saya menyebut nama Pak Moeldoko, saya kira belum tentu juga Pak Jokowi akan melakukannya. Karena pertimbangan keseimbangan politik juga akan dilakukan oleh Pak Jokowi," tandasnya.

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer sebelumnya menyatakan Mensesneg Pratikno, Menkominfo Johny Plate, Mendag M Luthfi, dan Mentan Yasin Limpo layak direshuffle oleh Presiden Jokowi.

Mereka dinilai berpotensi direshuffle pasca peleburan Kemendikbud dan Kemenristek menjadi Kemendikbud-Ristek. (RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita