12 Ribu Warga Myanmar Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer

12 Ribu Warga Myanmar Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sebuah kelompok pemberontak menuduh militer Myanmar mengerahkan "kekuatan berlebihan", dengan melancarkan serangan serangan udara terus menerus. 

Akibatnya, lebih dari 12.000 warga sipil tak bersenjata, termasuk anak-anak harus mengungsi akibat serangan udara tersebut.

Akhir bulan lalu, kelompok etnis bersenjata Persatuan Nasional Karen (KNU) merebut pangkalan militer di negara bagian Kayin, menewaskan 10 perwira militer. Junta membalas dengan serangan udara.

KNU telah menjadi lawan vokal junta militer - yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan dua bulan lalu - dan mengatakan mereka melindungi ratusan aktivis antikudeta.


Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/4/2021), pada hari Sabtu (3/4), KNU mengutuk penggunaan "kekuatan berlebihan dengan melakukan pemboman tanpa henti dan serangan udara" dari 27-30 Maret, yang telah "menyebabkan kematian banyak orang termasuk anak-anak".

"Serangan udara juga menyebabkan lebih dari 12.000 orang mengungsi yang telah meninggalkan desa mereka dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar," imbuh KNU.

Namun, juru bicara junta militer Myanmar, Zaw Min Tun mengatakan militer hanya menargetkan Brigade ke-5 KNU - yang memimpin perebutan pangkalan militer dan membunuh para perwira.

"Kami melakukan serangan udara hanya pada hari itu," katanya kepada AFP.

"Kami telah menandatangani perjanjian gencatan senjata nasional ... Jika mereka mematuhi itu, tidak ada alasan konflik terjadi," kata Zaw Min Tun.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita