Terungkap Ritual Aliran Hakekok, Selain Mandi Telanjang Bareng, Pengikutnya Kawin Gaib

Terungkap Ritual Aliran Hakekok, Selain Mandi Telanjang Bareng, Pengikutnya Kawin Gaib

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - 16 pengikut aliran Hakekok Balatasutak di Desa Banyuasih, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang bikin geger publik dalam beberapa hari terakhir, telah diamankan oleh pihak Polres Pandeglang, Kamis (11/3/2021).

16 orang tersebut termasuk pemimpinnya yang bernama Arya (52 tahun), warga Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.

Mereka diamankan saat sedang menjalankan ritual di wilayah Perkebunan Sawit PT. Globalindo Agro Lestari (GAL).

"Polres Pandeglang telah mengamankan warga yang diduga penganut aliran sesat tersebut dan sedang menangani dan mendalami kasus tersebut. Dihimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak memberikan pesan berantai karena justru akan menimbulkan situasi yang kurang kondusif," ujar Kapolres Pandeglang, AKBP Hamam Wahyudi, Sabtu (12/3/2021).

Yang menjadi sorotan, aliran yang dianggap sesat tersebut melakukan ritual yang tidak lazim dan terkesan cabul.

Mereka mandi bersama telanjang bulat, campur aduk laki-laki dan perempuan.

Aliran kepercayaan tersebut viral di media sosial setelah video yang merekam para pengikutnya saat mandi bersama di rawa-rawa viral di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat belasan orang pengikut aliran tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, mandi telanjang bulat di rawa-rawa yang dipenuhi eceng gondok.

Belakangan diketahui, selain mandi bersama telanjang bulat, ritual lainnya yang biasa dilakukan oleh para pengikut aliran tersebut adalah kawin gaib.

Namun, sejauh ini belum diketahui seperti apa ritual kawin gaib tersebut.

Aliran itu sendiri diketahui sudah ada sejak tahun 2009. Dahulu, ajaran aliran itu disampaikan di sebuah padepokan yang terletak di Desa Sekon, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. 

Tak cuma dari Banten, pengikutnya juga ada yang dari Jakarta dan wilayah Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur).

Arya, si pemimpin, meneruskan kepemimpinan ayahnya, yakni Abah Edi, yang telah meninggal dunia.

Baik Arya maupun Abah Edi sama-sama dianggap sebagai guru spiritual oleh para pengikutnya dan sejumlah warga lain di wilayah keberadaan mereka. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita