Bela Ibas dan SBY, Benny Harman: Kubu Moeldoko Juga Bukan Orang Bersih

Bela Ibas dan SBY, Benny Harman: Kubu Moeldoko Juga Bukan Orang Bersih

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny K Harman meminta Demokrat kubu Moeldoko berhenti mendiskreditkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam kasus korupsi proyek Hambalang. Pasalnya, Benny balik menuding bahwa kubu Moeldoko bukan orang-orang bersih.

"Itu agenda untuk merusak partai untuk merusak nama baik pak SBY. Saya tahu persis. Saya ingatkan teman-teman itu berhentilah mendiskreditkan SBY dalam kasus Hambalang. Berhentilah mendiskreditkan dan memfitnah Ibas dalam kasus Hambalang," kata Benny kepada wartawan seperti dikutip Suara.com, Senin (29/3/2021).

Benny mengatakan, orang-orang kubu Moeldoko yang dinilai telah memfitnah Ibas terlibat kasus korupsi proyek Hambalang, bukan lah orang-orang yang bersih dari korupsi juga.

"Coba sebutkan siapa, Max Sopacua, terlibat kasus korupsi. Tahu saya, alat kesehatan. Siapa lagi, Jhoni Allen, Marzuki Alie, jangan lah, saya minta Marzuki, Sopacua, supaya berhenti mendiskreditkan SBY dengan kasus Hambalang. Karena kita tahu siapa Max Sopacua, siapa Marzuki Alie, dan yang lain-lain yang mendeskreditkan SBY," tuturnya.

Anggota Komisi III DPR RI itu mengaku selama ini hanya diam melihat kisruh Demokrat. Namun, soal korupsi proyek Hambalang, Benny mengaku mengetahui persis siapa-siapa saja yang terlibat.

"Saya pada saat kasus korupsi itu meledak saya adalah ketua komisi 3. Saya tahu persis siapa satu persatu yang terlibat. Saya tahu ada orang yang namanya disebut-sebut saja untuk membela diri," tuturnya.

"Kasus itu sudah selesai diproses secara hukum dan kita buka. Pak SBY sama sekali tidak melindungi, siapa pun," sambungnya.

Nama Ibas

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Demokrat kubu Moeldoko, Max Sopacua menyebut nama Ibas. Putra SBY itu disebutnya masih kebal hukum, terkait kasus mega korupsi proyek Wisma Atlet Hambalang.

Awalnya, Max menyampaikan kasus mega korupsi proyek Wisma Atlet Hambalang telah membuat Demokrat hancur hingga elektabilitas partai rontok.

Sebagian kader kala itu sudah terjerat dan dipenjara, namun masih ada pihak kekinian yang menurutnya masih bisa bersenang-senang dan kebal terhadap hukum.

"Kalau yang lain sudah, Pak Anas masih menjalani proses hukum yang dibuat pemerintah, yang kita pertanyakan yang lain yang tidak disentuh hukum, itu persoalannya," ungkap Max.

"Ya masih Ibas sendiri belum diraba. Ibas sudah disebutkan saksi berapa banyak? Yulianis menyebutkan juga, yang masuk penjara kan kita tahu siapa saja," tuturnya.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita