Anies dan Gerindra Diprediksi Bakal Pecah Kongsi Jika Pilkada DKI Digelar 2022

Anies dan Gerindra Diprediksi Bakal Pecah Kongsi Jika Pilkada DKI Digelar 2022

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Masuknya Gerindra ke koalisi Jokowi dinilai bakal mengubah konstelasi politik di level Pilkada DKI Jakarta. Ditambah lagi, Gerindra menyatakan UU Pemilu tak perlu diubah, sehingga partai yang dipimpin Prabowo Subianto ini tampaknya bakal menyetujui pilkada digelar serentak di 2024. 

Dalam konteks Pilgub DKI Jakarta, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai hubungan Gerindra dengan Gubernur DKI Anies Baswedan bakal pecah kongsi. Di Pilgub DKI 2017 lalu, Gerindra mengusung Anies dengan Sandiaga Uo.  

Adi memprediksi kecil kemungkinan Gerindra akan kembali mengusung Anies apabila DKI Jakarta menggelar pilkada di tahun 2022. 

"Sangat kelihatan kok Anies dan Gerindra ini sudah mulai pecah kongsi, kan suasana batinnya sudah mulai tidak semesra seperti yang dulu," kata Adi, Senin (1/2). 

Menurut Adi, jika Pilgub DKI digelar 2022, justru kader Gerindra akan menjadi pesaing utama Anies. Gerindra malah kemungkinan bakal mencalonkan kader sendiri yaitu Ahmad Riza Patria yang saat ini menjabat sebagai Wagub DKI. 

"Andai 2022 ada pilkada di DKI, justru yang akan menjadi pesaing utama itu adalah kader Gerindra seperti Riza Patria, bukan orang lain," ucap dia. 

Bahkan, kata dia, pecah kongsi antara Gerindra dan Anies semakin nyata saat Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis melontarkan kritikan kepada Anies dan memintanya mundur apabila tak sanggup menangani corona. 

"Intinya pecah kongsi ini sudah mulai nyata apalagi misalnya beberapa hari lalu sudah muncul desakan dari DPC Gerindra Jakarta Timur untuk meminta Anies mundur. Itu sangat jelas bahwa soliditas dukungan Gerindra terhadap Anies sudah tidak bisa diharapkan lagi," jelas Adi. 

Lebih lanjut, Adi menyebut, sebaiknya Anies mulai berpikir mencari 'mitra' politik lain pengganti Gerindra jika ingin karier politiknya panjang. 

"Jadi Anies kalau mau agak sedikit panjang napas politiknya sudah mulai harus berpikir bagaimana mencari partner di luar Gerindra. Apalagi politik kita tidak hitam putih, tergantung menguntungkan atau tidak secara politik," ujarnya. 

"Artinya Anies sudah harus mulai berpikir cari partner lain selain Gerindra saat ini untuk mendapatkan dukungan politik dan tentu mendapatkan insentif secara elektoral di masa yang akan datang," tutup Adi. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita