Akhmad Sahal 'Ditatar' Alissa Wahid saat Berdebat soal Abu Janda

Akhmad Sahal 'Ditatar' Alissa Wahid saat Berdebat soal Abu Janda

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Pengurus Cabang Istimewa NU Amerika Serikat, Akhmad Sahal sempat berdebat dengan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid tentang status NU Permadi Arya alias Abu Janda yang dimuat dalam situs NU Online.

Alissa Wahid sebelumnya menyebut, orang-orang semacam Abu Janda itu sangat mengganggu karena bukan bagian dari kelompok atau poros NU, tapi seringkali bicara soal agama.

Dengan kata lain, Abu Janda sesungguhnya tidak punya otoritas untuk, misalnya, mengatakan bahwa Islam adalah agama arogan.

“Dia (Abu Janda) tidak benar-benar menguasai ilmu agama, artinya kita nggak pernah melihat dia sebagai bagian dari kelompok atau poros-poros NU. Jadi dia kan bukan bagian dari poros-poros NU, pesantren juga enggak,” demikian menurut Alissa seperti diwartakan dalam situs resmi NU Online.

“Nah pesan kita menurut saya sih lebih banyak ke masyarakat, hati-hati terhadap orang yang mengklaim dirinya adalah NU. Kalau ada orang yang menyebut dirinya NU ya kita nggak bisa apa-apa. Boleh-boleh saja,” katanya.

Namun jika ingin menjadi orang NU, tegas Alissa dalam pemberitaan itu, harus senantiasa menjunjung tinggi nilai atau prinsip Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah seperti tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), tawazun (berimbang), i’tidal (tegak lurus), dan amar makruf nahi mungkar.

Alissa menilai Abu Janda sudah sangat berlebihan. Bahkan dalam setiap aktivitas dan perbuatannya, Abu Janda sudah tidak lagi menerapkan nilai-nilai tawasuth, tasamuh, dan i’tidal yang menjadi prinsip beragama warga NU.

“Saya sih keberatan dia dianggap merepresentasikan NU karena NU tidak begitu. Hikmahnya adalah kita semua menjadi lebih ngeh (mengerti), seperti apa sih seharusnya menjadi orang NU itu. Itu hikmahnya,” tutur Alissa. 

Sahal awalnya memprotes pernyataan Alissa Wahid yang menyebutkan bahwa Abu Janda bukanlah bagian dari poros Nahdlatul Ulama meskipun pada kenyataannya Abu Janda adalah seorang anggota Anshor/Banser.

Sahal pun tidak sependapat dengan Alissa.

Ia menyebut, sebagai anggota Banser, Abu Janda sudah otomatis menjadi anggota NU, bukan sekadar mengaku sebagai warga NU.

"Saya ga setuju dengan Mba @AlissaWahid. Abu Janda @permadiaktivis1 itu kader banser yang resmi.Otomatis dia juga resmi anggota NU, bukan ngaku-ngaku NU. Bahwa AJ ndlodok, gaya ofensifnya ga sesuai dengan aswaja NU, Banser mesti menjewernya. Dia harus ngaji lagi. Tp jangan tak diakui sebagai NU," tulis Akhmad Sahal.

Namun Alissa meminta agar Sahal kembali mencermati statemen Alissa secara lengkap.

Alissa tetap berpendapat bahwa Abu Janda bukanlah berasal dari poros NU meskipun dia adalah kader Anshor sekalipun.

"Kalau mas sahal baca lengkap, saya menyebutkan Permadi bukan bagian dari poros NU seperti pesantren atau ulama. Permadi adalah kader ansor, iya setuju. Apakah dia berasal dari poros NU? Tidak," jelas Alissa.

Alissa menyebut, dirinya saja yang notabene sebagai putri dari tokoh besar NU Abdurrahman Wahid atau Gusdur, tidak pernah berani mengaku sebagai representasi NU.

Apalagi Abu Janda yang menurutnya memiliki sikap dan perbuatan yang jauh dari pinsip Aswaja NU,

"Pertanyaan yang diajukan ke saya : apakah Permadi representasi NU? Bagi saya jelas tidak. 1. Saya saja gak berani merasa representasi NU. 2. Permadi jauh gitu kok dari prinsip Aswaja NU. Saya keberatan kalau dengan sikap seperti itu dia dianggap menjadi representasi NU," terang Alissa Wahid lagi

Sahal kemudian menanggapi penjelasan itu. Meski demikian, ia berpendapat bahwa Abu Janda tetap sah menjadi warga Nahdliyin.

"Kalo poros NU yg dimaksudkan Mbak @AlissaWahid itu pesantren dan ulama, @permadiaktivis1 memang jelas bukan dari poros tsb. Mba Lissa bener. Tp saya hanya ingin agar pembaca tulisan tsb ga salah paham. Meski AJ bukan dari poros NU, ia tetep sah sbg warga Nahdliyin," jawab Sahal menanggapi penjelasan Alissa.

Tapi rupanya Akhmad Sahal dianggap tidak membaca secara lengkap pernyataan dari Alissa.

Alissa pun menegaskan, dia tidak pernah melarang orang untuk menyebut dirinya sebagai orang NU.

Ia hanya menekankan, ada semacam tolak ukur bagi seseorang yang dianggap menjadi representasi NU.

"Lha kan di situ juga sudah saya sebutkan, kita tidak bisa menolak orang menyebut dirinya sbg orang NU. Tetapi utk mengukur seseorang jadi representasi NU, ya harus pakai tolok ukur prinsip Aswaja NU," terang Alissa Wahid.

Setelah dijelaskan, barulah Akhmad Sahal paham.

Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Alissa Wahid.

"Noted. Matur nuwun klarifikasinya Mba @AlissaWahid," tulis Sahal

"Sama-sama, mas. Semoga kita diberi kejernihan hati dan keluasan pandangan dalam perjuangan. Buat mas Permadi, monggo kalau memang ingin berjalan denga gaya asli, konsekuensinya tidak selaras dengan NU. Sebaliknya, kalau mau dg prinsip NU, monggo ubah gayanya agar selaras," tandas Alissa Wahid.[]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita