Ahli BMKG dan LAPAN Menepis Isu Perang Gaib dari Dentuman di Malang

Ahli BMKG dan LAPAN Menepis Isu Perang Gaib dari Dentuman di Malang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Dentuman di Malang punya banyak sisi lain cerita. Tengok saja di kanal YouTube, aneka rupa orang menganalisis. Dan yang menarik, ada saja yang mengaitkan dengan isu mistis dan gaib.

Mulai dari Mbah Petruk, perang gaib, dan yang lainnya. Analisis berdasar mistis itu juga banyak ditonton orang, sampai ribuan. Apa jadinya bila mereka percaya itu?

Kekhawatiran soal dentuman di Malang dengan hal mistis dan gaib itu membuat Daryono, yang juga menjabat Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG tergerak untuk melakukan analisis ilmiah.

"Saya itu berangkat dari niat baik, harus bisa jawab sebisanya karena kelompok supranatural sudah pada jawab di YouTube," kata pakar gempa bumi BMKG ini, Senin (7/2).

Penjelasan tak ilmiah oleh orang yang mengaku pakar supranatural itu bila tak dijelaskan secara ilmiah akan berbahaya bagi masyarakat.

"Ini bisa menjadi hal serius, bola salju akan terus menggelinding, dan kami tentu punya tanggung jawab untuk menjelaskan," ujar dia.

Daryono lalu menguraikan bagaimana fenomena dentuman di Malang pada 2 Februari itu terjadi, berikut tulisannya yang juga sudah dimuat di akun pribadi Daryono di kumparan.

Dalam ilmu meteorologi kita mengenal istilah "inversi suhu" yaitu tertindihnya lapisan udara dingin oleh lapisan udara yang lebih hangat di atmosfer. 

Lapisan udara ini terbentuk jika ada udara hangat naik ke atas lapisan udara yang lebih dingin, kemudian menyebar dan meluas di atmosfer. Adapun sumber panas tersebut dapat berasal dari aktivitas industri, kebakaran, lalu lintas, pelepasan panas penyinaran Matahari yang diterima, radiasi permukaan bumi dan lain-lain.

Fenomena ini sebenarnya tidak lazim karena umumnya tidak demikian, karena dalam kondisi normal suhu udara semakin tinggi mestinya makin dingin, sehingga fenomena terbentuknya lapisan inversi hanya dapat terjadi pada waktu tertentu selama syarat terbentuknya terpenuhi. Lapisan inversi juga dapat terbentuk bilamana ada anomali tekanan di atmosfer atau ada udara panas yang bergerak dari tempat lain. 

Udara panas dan gas yang  sedang bergerak naik ke atmosfer, akan tertahan lapisan udara hangat ini, karena membentuk semacam tudung (inversion cap) yang menutupi kawasan dan menjebak gas dan panas yang naik dari bumi. 

Contoh sederhana adalah saat kita sedang berada dekat kawasan industri terkadang mencium bau-bauan yang tidak sedap yang berlangsung lama pada kondisi cuaca tertentu. Ini karena gas atau polutan tidak dapat naik ke atmosfer dan terjebak di bawah lapisan inversi. 

Lapisan inversi telah dikenal sebagai salah satu faktor yang menyebabkan bencana kabut asap di sejumlah negara. Peristiwa kabut asap yang parah pada tahun 1948 di Donora, Pennsylvania, (AS) dan pada tahun 1952 di London, Inggris, diakibatkan oleh peningkatan lapisan inversi di atmosfer. Bencana kabut asap London berlangsung selama seminggu dan menelan korban jiwa hingga 12.000 orang. 

Akan tetapi gas dan partikulat polutan bukanlah satu-satunya yang disekap oleh lapisan inversi. Beberapa orang dilaporkan mendengar suara aneh selama terbentuknya lapisan inversi di atmosfir. Gelombang suara yang bersumber dari kereta api, mobil, petir, dan sumber suara lainnya dapat terpantul dari lapisan inversi sehingga terdengar di tempat lain. Hal ini terjadi karena lapisan inversi berperan sebagai pemantul kurang sempurna bagi gelombang akustik, gelombang radio dan bahkan cahaya.  

Lapisan inversi juga dapat membuat suara lebih keras hingga terdengar jauh. Ibarat kita membunyikan klakson mobil di garasi yang tertutup, tentu lebih keras dibanding bunyi klakson di jalan raya. Ini karena suara terjebak pada ruang sempit.

Lapisan inversi membuat suara petir tidak mampu menyebar ke atas atau menjalar semaunya ke segala arah, karena sudah terjebak dan hanya dapat menjalar ke permukaan bumi saja. Dalam hal ini suara petir akan terdengar lebih keras dan dapat didengar hingga jauh di kawasan yang terlingkupi lapisan inversi. Suara petir ibarat merambat melalui sebuah kanal audio mirip tropospheric duct.

Secara teori, suara adalah gelombang akustik yang sudah terbukti dapat dipantulkan lapisan inversi. Dalam kondisi inversi suhu, gelombang suara akan dibiaskan ke bawah, dan oleh karena itu dapat terdengar pada jarak yang lebih jauh. 

Inilah konsep dasar mengapa lapisan inversi dapat membuat suara petir terdengar hingga jauh karena proses multi refleksi. Suara petir jika sudah jauh dan dalam kondisi atmosfer tertentu dapat berubah “anatominya” sehingga tidak lagi seperti suara petir asli di sumbernya, tetapi dapat mirip dentuman.

Selain memantulkan gelombang akustik biasa, lapisan inversi juga berkemampuan memantulkan gelombang mekanik dan akustik ekstrem dalam bentuk gelombang kejut. Sehingga dapat menyebarkan suara dan efek getaran di wilayah yang lebih jauh.

Fenomena tersebut dapat berdampak merusak manakala Uni Soviet melakukan uji coba ledakan nuklir di Semipalatinsk pada 22 November 1955. Uji coba tersebut menggunakan peledak RDS-37 yang berkekuatan 1,6 megaton TNT. Normalnya gelombang kejut produk ledakan takkan merusak lagi setelah menempuh jarak lebih dari 25 km. Namun keberadaan lapisan inversi membuat gelombang kejut terpantul-pantul berulang kali sehingga masih bisa merusak bangunan kota Kurchatov yang sejauh 65 kilometer. Dampaknya, jendela-jendela kaca rumah warga pecah, bangunan rumah roboh menyebabkan 3 orang meninggal dan banyak orang mengalami luka-luka di kota tersebut.

Contoh lain kasus ledakan yang terjadi saat terbentuk lapisan inversi yang berdampak fatal pernah terjadi di Esparto, California. Selama pembuatan film Mythbusters pada 6 Desember 2011 melibatkan sebuah ledakan. Tak diduga ledakan ini malah menghancurkan jendela-jendela kaca rumah warga di sebuah kota yang jaraknya lebih dari 2 km dari sumber ledakan akibat gelombang kejut yang dipantulkan kembali ke bawah oleh lapisan inversi.

Topografi memainkan peran penting dalam mengembangkan dan menahan lapisan inversi. Udara dingin dapat terakumulasi di cekungan lembah atau dataran rendah di pantai pada kondisi cuaca tertentu. Sehingga daerah dengan morfologi semacam ini rentan terjadinya fenomena inversi di saat musim hujan. 

Salah satu dari sekian banyak daerah di Indonesia yang rentan terhadap terbentuknya lapisan inversi adalah daerah Malang. Dengan topografi yang berbentuk cekungan yang dikelilingi pegunungan menjadikan kawasan ini rentan dilingkupi inversi suhu pada kondisi tertentu, yaitu ketika udara dingin terperangkap di lembah dan lapisan udara hangat menutupinya dari atas. 

Pada saat Cekungan Malang tertutupi lapisan inversi, seolah terbentuk 'lorong raksasa'. Cukup dengan kejadian petir yang terjadi didekatnya atau dari tempat lain maka dentuman akan menjalar di sepanjang lembah dan terpantul berulang-ulang mirip terbentuknya gema seperti dilaporkan sebagian warga Malang beberapa hari lalu.

Demikian juga hal yang sama, suara dentuman yang beberapa kali terjadi di berbagai daerah, yang selama ini menjadi misteri, biang penyebabnya adalah keberadaan lapisan inversi di atmosfer kita.

Analisis Daryono soal dentuman di Malang, juga dikuatkan oleh Analisis dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN.

Jadi poinnya analisis dari Daryono dan LAPAN ini menepis analisis isu-isu mistis dan gaib soal dentuman di Malang.

Berikut analisis LAPAN yang dikutip dari laman LAPAN.

Beberapa pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah. Selain karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer, fenomena dentuman tersebut bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer, berikut penjelasan dari Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN):

Apakah lapisan inversi itu?

Lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat. Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik). 
Bagaimana proses terjadi lapisan inversi?

Lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari, karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat. Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front). Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer.   

Berapa luas dan ketinggian berapa?

Inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional.

Dampak lapisan inversi?

Lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi) sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat. Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokkan sampai ke tempat yang lebih jauh.  

Apakah suara yang dipantulkan lapisan inversi dapat memecahkan kaca?

Sebetulnya tidak ada bukti untuk itu. Keberadaan lapisan inversi juga perlu dibuktikan dengan data, misalnya dari pengukuran radiosonde (alat pengukur profil vertikal atmosfer yang diterbangkan balon) atau alat lainnya. Energi suara yang merambat akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, di mana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan. Untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat. 

Tentang TREAK

Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) merupakan bentukan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). TREAK dibentuk pada 9 Januari 2020 dan beranggotakan pejabat struktural dan peneliti di bidang atmosfer PSTA-LAPAN. Aktivitas TREAK di antaranya melakukan monitoring dan diskusi analisis terkait kondisi cuaca dan atmosfer yang termasuk di dalamnya analisis, observasi, prediksi untuk mencari perbandingan untuk informasi yang akan dipublikasikan. Dari hasil diskusi, TREAK menghasilkan layanan mitigasi bencana yang berisi informasi terkait bencana hidrometeorologi yang dapat menjadi bahan pertimbangan pihak-pihak yang berkepentingan. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita