Kasus Tembus 1 Juta, Jokowi Klaim Pandemi Terkendali, IDI Gak Tahu Jokowi Pakai Paramater Apa

Kasus Tembus 1 Juta, Jokowi Klaim Pandemi Terkendali, IDI Gak Tahu Jokowi Pakai Paramater Apa

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut mampu mengendalikan covid-19 menjadi pembicaraan publik, khususnya para dokter.

Di media sosial, sejumlah dokter berkomentar terkait klaim dari presiden Jokowi tersebut.

Mengingat, saat ini kasus virus corona di Indonesia terus naik.

Para dokter tersebut menanyakan apa indikator presiden Jokowi mengeluarkan statemen seperti itu.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto mengatakan, dirinya juga tidak tahu parameter yang digunakan Presiden Joko Widodo sehingga menyatakan Indonesia bisa mengendalikan pandemi dengan baik.

Padahal, saat ini Indonesia sudah menembus angka 1 juta kasus positif Covid-19 yang diiringi oleh laporan kematian tinggi.

Bahkan, Indonesia masih mencatat angka kematian harian tertinggi selama pandemi, yaitu 387 orang dalam sehari, pada Rabu (27/1/2021).

"Saya tidak tahu parameter yang digunakan Pak Jokowi, saya tidak tahu. Tapi parameter yang ada itu dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu angka kematian dan angka infeksi," kata Slamet dikutip dari Kompas.com, Kamis (28/1/2021)

Ia menjelaskan, pandemi dapat dikatakan terkendali apabila angka kematian dan angka infeksi sama-sama menurun. Namun, apabila angka kematian dan angka infeksi terus naik, maka dapat dikatakan pandemi belum terkendali.

"Sedangkan kita kan angka kematian tertinggi di ASEAN ya. Angka infeksinya juga tertinggi. Jadi saya tidak tahu parameternya apa yang digunakan Pak Jokowi," ujarnya.

Kendati demikian, ia menilai belum terlambat untuk Indonesia dapat mengendalikan pandemi.

Menurut dia, pandemi dapat dikendalikan dengan cara, dua sisi yaitu pemerintah dan masyarakat sama-sama berperan.

Slamet berpandangan, pengendalian pandemi tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak yaitu pemerintah.

"Tidak mungkin hanya pemerintah saja. Tentu juga keterlibatan masyarakat yaitu disiplin menggunakan masker contohnya. Soalnya di jalan-jalan itu masih banyak sekali yang tak pakai masker," ucapnya.

Selain itu, ia mengingatkan masyarakat bahwa klaster-klaster kini telah menyebar tidak hanya di keluarga saja.

Melainkan, klaster telah menyebar ke orang-orang yang tidak satu keluarga atau beda rumah mulai dari pekerja rumah tangga, supir, kerabat, dan lainnya.

"Jadi, masyarakat ya harus mulai disiplin. Tidak boleh itu lupa pakai masker. Sudah ke mana-mana lho klasternya," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut sepanjang 2020 dan memasuki 2021 Indonesia menghadapi berbagai cobaan yang sangat berat.

Salah satu ujian itu berupa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan krisis kesehatan dan krisis ekonomi.

Namun, Jokowi mengklaim, Indonesia bisa mengendalikan dua krisis tersebut dengan baik.

"Kita bersyukur Indonesia termasuk negara yang bisa mengendalikan dua krisis tersebut dengan baik," kata Jokowi dalam acara Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja (PGI) di Indonesia melalui tayangan YouTube Yakoma PGI, Senin (25/1/2021).

Adapun, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat di atas 200 pasien dalam sebulan terakhir.

Selain mencatat jumlah tertinggi, 387 pasien dalam sehari pada Rabu kemarin, Indonesia juga mencatat sejumlah angka kematian melebihi 300 orang dalam sehari. []

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA