Puisi Keprihatinan Waketum MUI, "Presiden, Jangan Biarkan Negeri ini Carut-marut seperti ini"

Puisi Keprihatinan Waketum MUI, "Presiden, Jangan Biarkan Negeri ini Carut-marut seperti ini"

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Tewasnya 6 pengawal Habib Rizieq di tangan polisi dalam tragedi di tol Jakarta-Cikampek, menuai keprihatinan. Wakil ketua umum MUI Anwar Abbas menulis puisi tentang kejadian tersebut. 

"Ini benar-benar merupakan pagi kelabu di mana nyawa enam orang anak muda hilang seketika dengan mudahnya ditangan mereka yang tega berbuat kejam kepada sesama anak bangsa," tulis Anwar Abbas, Rabu (9/12). 

Berikut puisi lengkap Anwar Abbas: 

PUISI KEPRIHATINAN 

Polisi tembak pengawal habib rizieq. Di tol cikampek 6 orang tewas 

NYAWA ITU  

HAKIKAT MANUSIA  

NEGARA WAJIB MELINDUNGINYA. 

Setiap kita pasti akan mati. Tapi kalau akan mati, mudah2an kita mati secara alami. Jangan karena dibunuh atau melakukan bunuh diri  

Itu namanya melanggar ketentuan Tuhan dan itu benar2 sangat tidak terpuji. 

Tetapi apa yang terjadi? 6 orang anak muda tersungkur mati dihantam peluru tajam aparat polisi di pagi hari 

Di tol cikampek ketika mereka mengantar dan mengawal Habib Rizieq yang akan menyampaikan ceramah pagi di depan jamaahnya yang sudah siap menanti. 

Ini benar-benar merupakan pagi yang kelabu, di mana nyawa enam orang anak muda hilang seketika dengan mudahnya, di tangan mereka yang tega berbuat kejam kepada sesama anak bangsa . 

Semestinya semua kita harus tahu termasuk para polisi bahwa nyawa manusia itu sangat berharga. Menghilangkan nyawa satu orang sama artinya dengan menghilangkan nyawa seluruh anak manusia yang ada di dunia.  

Apalagi kita ini adalah penduduk dari negara yang berbudaya dan menghormati agama. 

Jangan sekali-kali kita mempermain-mainkan nyawa kita dan saudara-saudara kita.  

Nyawa itu adalah intinya manusia kalau dia sudah hilang dan atau tiada  maka dia akan di antar ke pandam pekuburannya. 

Saya tidak habis mengerti kemanalah hati orang yang tega membunuh kawannya yang sesama manusia yang sebangsa dan senegara ? 

Apakah dia tega dan bisa menerima kalau hal itu terjadi pada isteri atau suami serta anak2 dan kedua orang tuanya ? 

Saya percaya kalau orang itu masih waras dan masih punya hati nurani pasti dia tidak akan sanggup dan rela menerimanya. Tapi hal itu sudah terjadi dan sudah merupakan fakta.  

Kalau begitu pertanyaannya negeri ini negeri apa dan negeri siapa? Dan negeri ini akan mau dibawa ke mana?  

Hukum harus ditegakkan dan kasusnya harus diusut setuntas-tuntasnya. Supaya jangan ada rasa curiga diantara sesama kita. Karena negeri ini adalah negeri kita bersama.  

Tidak boleh ada orang berbuat seenak perutnya saja. Ini negara hukum. Kalau itu dibiarkan maka negeri ini akan hancur dan akan binasa.  

Maukah kita hal itu akan  terjadi menimpa negeri dan bangsa kita? 

Ya jelas kita tidak mau. Untuk itu tegakkan hukum dengan sungguh-sungguh dan dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak maka  semua kitalah  yang akan menanggung akibat dan dampak buruknya. 

Dan kalau kita tidak bisa menegakkannya maka pertanyaannya untuk apalagi gunanya kita punya pemerintah dan bernegara. Bukankah di dalam konstitusi kita sudah ada penjelasannya bahwa tugas negara dan pemerintah itu adalah melindungi rakyatnya termasuk jiwa dan raganya.  

Untuk itu kepada presiden Jokowi saya berharap berbuatlah dengan sebaik-baiknya jangan biarkan negeri ini carut marut seperti ini. Jangan biarkan ada orang yang bisa menghilangkan nyawa orang lain dengan mudahnya. Karena kalau hal itu terjadi dan tidak mendapatkan penyelesaian yang se adil-adilnya maka dia akan sangat-sangat berbahaya bagi masa depan bangsa kita. Tks. 

Anwar abbas 

1. Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan 
2. Ketua PP Muhammadiyah dan 
3. Wakil Ketua Umum MUI. 

Rabu, 9 Desember 2020 jam 03.15 pagi.

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA