Media Israel: Indonesia Tidak Akan Mengikuti Tren Normalisasi Sampai Palestina Mendapat Kemerdekaan

Media Israel: Indonesia Tidak Akan Mengikuti Tren Normalisasi Sampai Palestina Mendapat Kemerdekaan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Indonesia Joko Widodo meyakinkan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bahwa Jakarta tidak akan mengikuti tren normalisasi dengan Israel, seperti yang dilakukan negara-negara Arab dan Muslim, sampai Palestina memperoleh pengakuan penuh.

"Terlepas dari perubahan cepat di Timur Tengah, Indonesia tidak akan mengambil langkah apa pun untuk normalisasi dengan Israel sampai perdamaian permanen dan komprehensif tercapai antara Palestina dan Israel," kata Jokowi kepada Abbas melalui panggilan telepon, menurut laporan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Palestina, Wafa, seperti dikutip dari Times Of Israel, Jumat (18/12).

Media itu menulis, bahwa Jokowi mengungkapkan dukungannya pada perjuangan Palestina, serta penolakannya terhadap perjanjian normalisasi Israel-UEA, Israel-Bahrain, Israel-Sudan, dan baru-baru ini Israel-Maroko. Jokowi memegang komitmennya pada solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

Atas dukungan tersebut, Abbas berterima kasih dan memberi tahu Jokowi tentang perkembangan terbaru terkait upaya Ramallah untuk mencapai status kenegaraan, menurut laporan yang dirilis Wafa.

Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, tidak pernah memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel dan telah lama menjadi pendukung aspirasi Palestina untuk menjadi negara bagian.

Para pejabat Israel di masa lalu berbicara tentang hubungan klandestin dan menyerukan pembentukan hubungan formal, tetapi telah ditolak oleh pemerintah Indonesia.

Sebelumnya dalam sebuah laporan yang dirilis Channel 13 mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara Asia yang memiliki keinginan untuk melakukan normalisasi dengan Israel.

Panggilan pada hari Kamis merupakan upaya nyata untuk menghilangkan laporan semacam itu.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita