Meliput Covid-19 di Wuhan, Jurnalis Terancam Dipenjara, Dituduh Bikin Gaduh

Meliput Covid-19 di Wuhan, Jurnalis Terancam Dipenjara, Dituduh Bikin Gaduh

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang jurnalis warga China yang meliput penyebaran virus Covid-19 di Wuhan menghadapi ancaman hukuman sampai lima tahun penjara, menurut dokumen yang baru saja dirilis.

Zhang Zhan, 37 tahun, mantan pengacara sudah menjalani masa tahanan sejak ditangkap pada Mei 2020.

Jurnalis warga ini dituduh "membuat kegaduhan dan memprovokasi persoalan" - sebuah tuduhan yang kerap digunakan kepada aktivis di China.

Zhan bukanlah jurnalis warga pertama yang dipersoalkan karena meliput wabah virus di Wuhan.

Setidaknya, tiga jurnalis warga hilang sejak Feburari 2020. Pertama, Li Zehua, yang telah muncul kembali pada April 2020, dan mengatakan dia telah "dikarantina".

Lalu yang kedua, Chen Quishi, telah ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah, sedangkan jurnalis ketiga, Fang Bin, sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Pihak berwenang China terkenal kerap menekan aktivis yang berbicara lantang.

Dipaksa menjalani pemeriksaan kejiwaan

Berdasarkan lembaran dakwaan yang saat ini muncul, Zhang pergi ke Wuhan pada Februari, di mana dia meliput untuk banyak cerita.

Berdasarkan laporan LSM Network of Chinese Human Rights Defenders (CHRD), liputan-liputan Zhang termasuk penahanan jurnalis independen lainnya, dan pelecehan terhadap keluarga korban yang mencari pertanggungjawaban.

Tapi pada 14 Mei, dia hilang dari Wuhan, kata CHRD. Sehari kemudian, terungkap dia telah ditahan kepolisian di Shanghai, yang jauhnya lebih dari 640km.

Pada 19 Juni, dia resmi ditahan di Shanghai. Hampir tiga bulan kemudian, pada 9 September, pengacaranya diizinkan untuk bertemu dengannya.

CHRD mengatakan, Zhan sempat mogok makan untuk memprotes penahanannya. Pada 18 September, pengacaranya menerima panggilan telepon bahwa Zhan telah didakwa. Dia secara resmi didakwa Jumat lalu.

Lembar dakwaan yang keluar pada Senin, menyebutkan Zhan didakwa mengirim "informasi palsu melalui teks, video dan media lain (platform seperti) WeChat, Twitter dan YouTube".

Dia juga dituduh menerima wawancara dengan media asing dan "menyebarkan secara jahat" informasi mengenai virus di Wuhan.

Dalam dakwaan tersebut, dia terancam hukuman empat hingga lima tahun penjara.

Ini bukan pertama kalinya, Zhan terlibat masalah dengan pihak berwenang. Menurut CHRD, dia pernah mendapat panggilan kepolisian di Shanghai pada September 2019 dan ditahan karena menyuarakan dukungan kepada para aktivis di Hong Kong.

Dia dilaporkan dipaksa menjalani pemeriksaan kejiwaan selama dalam tahanan.[sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita