Aksi Bakar-bakaran Produk Prancis Disorot Senayan

Aksi Bakar-bakaran Produk Prancis Disorot Senayan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kelompok massa dari Gerakan Pemuda Islam (GPI) membakar produk Prancis di Menteng, Jakarta Pusat, sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menghina Islam. Politisi di DPR angkat suara.
Awalnya, peristiwa itu terjadi pada Selasa 3 November 2020. Kelompok massa GPI yang dipimpin oleh Diko Nugraha dan Sofyan mengunjungi minimarket tersebut di Menteng, Jakarta Pusat sekitar pukul 13.43 WIB.

Di sana, mereka membeli sejumlah produk dari Prancis seperti air mineral, biskuit, dan susu. Sekitar pukul 14.17 WIB, massa kembali ke Posko di Menteng dan membakar produk-produk tersebut.



Di sana, Diko Nugraha dkk melakukan konferensi pers terkait aksi pembakaran produk-produk Prancis. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Macron dan menuntut tiga hal.

Seruan boikot produk Prancis juga bergema lewat Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI menganggap Macron tidak menghiraukan dan menggubris peringatan umat Islam sedunia. MUI meneken surat bernomor Kep-1823/DP-MUI/x/2020 itu terkait boikot produk Prancis, yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum Muhyiddin Junaidi, tertanggal 30 Oktober 2020.

"Memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis serta mendesak kepada pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tekanan dan peringatan keras kepada pemerintah Prancis serta mengambil kebijakan untuk menarik sementara waktu Duta Besar Republik Indonesia di Paris hingga Presiden Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam sedunia," tulis MUI.



NasDem: Lebih Elegan Aksi Boikot

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan lebih elegan bila yang dilakukan adalah aksi boikot produk Prancis terkait.


"Lebih tepat dan lebih elegan jika aksinya adalah aksi boikot produk. Itu justru lebih mencerdaskan," kata Willy kepada wartawan, Rabu (4/11/2020).


Menurutnya, akan terjadi proses diskursus bila masyarakat melakukan aksi boikot produk Prancis. Jika aksi boikot terjadi, kata Willy, maka Prancis akan bereaksi.

Willy menyebut cara sweeping dengan membeli produk lalu membakarnya terkesan kurang efisien. Barang yang habis dibakar akan sia-sia.

Willy mengutarakan apa yang terjadi di Prancis dapat dijadikan sebuah pelajaran bagi semua pihak.



PPP: Aksi Bakar Produk Prancis Bentuk Solidaritas

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, menilai aksi itu sebagai salah satu bentuk solidaritas.

"Bentuk solidaritas kaum muslim yang merasa Nabi Muhammad yang dipuji dan dipercayainya telah dihina oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron," kata Syaifullah Tamliha kepada wartawan, Rabu (4/11/2020).

Tamliha justru menilai tindakan massa yang membeli produk-produk itu sebelum dibakar patut dipuji. Terpenting bagi Tamliha, tak ada aksi perampasan dalam gerakan solidaritas itu.

"Sepanjang mereka tidak merampas, apalagi dengan cara membeli produk Prancis terlebih dahulu, kemudian membakarnya adalah langkah yang pantas dipuji," ujar Tamliha.


Namun, Syaifullah tegas sama sekali tak mendukung bila ada aksi perampasan produk dari Prancis di gerai-gerai yang ada di Indonesia. Sebab, tindakan itu tak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad.



Komisi III DPR: Polisi Harus Tindak Oknum Sweeping Produk Prancis

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menilai sweeping produk Prancis justru merugikan pedagang di Indonesia. Aksi itu dinilai tidak akan berdampak pada Prancis.

"Sweeping ini nggak ada dampak sama sekali buat Prancis, malahan merugikan pedagang yang sesama orang Indonesia," kata Sahroni kepada wartawan, Kamis (5/11/2020).


Sahroni meminta polisi turun tangan mencegah agar aksi serupa terjadi lagi. Menurutnya, Polri harus menindak tegas masyarakat yang melakukan aksi sweeping tersebut.

"Polisi harus cegah dan tindak tegas oknum-oknum yang berbuat. Nggak ada hubungannya protes terhadap Macron dengan merusak barang jualannya pedagang di Indonesia," tegasnya.

Bendum NasDem itu juga meminta masyarakat tidak bertindak gegabah. Aksi sweeping produk Prancis dinilainya sebagai tindakan yang salah kaprah.



Polisi: Mereka Beli Lalu Bakar

Polres Jakarta Pusat menyebut tidak ada aksi sweeping ornas di minimarket itu.

"Dia beli barang-barang itu di Indomaret, kemudian dibawa keluar dan dibakar," kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).

Heru tidak merinci produk apa saja yang dibeli lalu dibakar oleh massa GPI. Ia juga tidak mengetahui berapa banyak produk yang dibeli oleh massa.


Heru, tidak ada pidana terkait peristiwa tersebut. Heru menyebut, tidak ada pengambilan barang secara paksa yang dilakukan ormas tersebut.

"Pidananya nggak ada, dia beli di situ kok. Kecuali dia ambil secara paksa," tambahnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita