Menko PMK: UU Ciptaker adalah Revolusi Mental

Menko PMK: UU Ciptaker adalah Revolusi Mental

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) dalam konteks kementeriannya adalah bentuk revolusi mental.

“Ini adalah sebuah revolusi mental, dengan pendekatan struktural,” kata dia dalam webinar Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan, Rabu (14/10).

Untuk mengubah sifat mental masyarakat, tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terdapat dua cara untuk merubahnya, yakni pendekatan psikologi dan struktural.

“Ada dua, menggunakan pendekatan penyadaran, disentuh, diketuk kesadarannya untuk berubah. Dan yang kedua dengan struktural, yaitu agak dipaksa baik dengan peraturan maupun dengan alat-alat yang lain,” ujar dia.

Kedua cara itu tentunya harus diimplementasikan secara bersamaan. Dengan adanya UU Ciptaker, masyarakat dipaksa untuk merubah mental untuk siap berubah.

“UU Ciptaker ini adalah pendekatan struktural untuk merevolusi mental masyarakat kita, mental kita semua. Dari berbagai macem ketidakmajuan untuk menjadi orang yang mau berubah untuk menjadi menuju ke mental yang maju. Untuk menuju bangsa yang maju, untuk menuju ke Indonesia yang maju,” tegas mantan Mendikbud ini.

Contoh revolusi mental di pemerintahan adalah penyederhanaan birokrasi. Di mana dengan prosedur yang berbelit, memerlukan biaya yang tinggi, dari situ pun berpotensi menimbulkan praktik korupsi.

“Dan ini jelas dengan adanya UU Citaker ini akan dipotong dan tentunya ketika akan ada pemotongan pasti ada reaksi-reaksi baik, ditampakkan reaksi itu maupun disembunyikan,” ucap diam

Selain itu, pihaknya juga akan mengarahkan masyarakat ke mental siap kerja. “Mental kerja dengan adanya UMKM yang nanti semakin besar, fasilitas semakin dibuka dan bimbingan juga akan selalu dilakukan. Kita harap ada tren baru, akan ada mega tren di Indonesia ini, yaitu generasi muda milenial, nanti mereka emoh menjadi pekerja, tapi mau menjadi pekerja mandiri,” terangnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita