Harga Vaksin China Sinovac di Brasil Cuma Rp28.000, Kenapa Indonesia Rp300.000?

Harga Vaksin China Sinovac di Brasil Cuma Rp28.000, Kenapa Indonesia Rp300.000?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Vaksin Covid-19 buatan Sinovac China masih dalam proses pengembangan. Hingga saat ini, soal harga masih belum dipastikan.

Tapi kabar terbaru dari Brasil menyebutkan harga jual vaksin itu hanya US$1,96 atau sekitar Rp28.000an (kurs Rp14.500). Artinya, dengan kebutuhan dua kali vaksin, maka biaya vaksin di sana hanya sekitar Rp56.000 saja.

Tentunya ini merupakan harga yang sangat murah. Dugaan harga itu muncul setelah João Doria, Gubernur negara bagian Sao Paulo, mengumumkan telah menandatangani kontrak US$90 juta untuk menerima 46 juta dosis vaksin potensial dari Sinovac.

Harga itu, jauh dj bawah harga vaksin yang diperkiraka dijual di Indonesia. Berdasarkan data Bisnis.com per 15 September 2020, Menko Airlangga Hartarto mengatakan Menurut Airlangga, vaksin Sinovac akan dibanderol dengan harga US$10-20.

Jika dikonversikan ke rupiah dengan kurs dolar AS setara Rp15.000, maka untuk harga vaksin termurah di kisaran Rp45.000 dan yang termahal dari Sinovac senilai Rp300.000.

Airlangga menambahkan harga tersebut pun tergantung pada berapa kali dilakukan proses vaksinasi. Pasalnya, ada vaksin yang harus disuntikkan lebih dari satu kali.

Airlangga menyampaikan akses vaksin yang sudah diperoleh mencapai 250 juta hingga 300 juta dosis. Pemerintah menargetkan 30 juta dosis vaksin akan tersedia pada kuartal IV/2020.

"Sehingga nanti di kuartal pertama [2020] kita sudah bisa melakukan vaksinasi subject kepada keberhasilan pengetesan dalam clinical trial," katanya dalam video conference, Selasa (15/9/2020).

Sumber Sinovac membantah terkait harga murah di Brasil itu, meski tidak mengonfirmasi harga akurat mengingat kerahasiaan kontrak.

“Harga vaksinnya tidak akan serendah itu, karena biaya pengiriman untuk setiap dosis sekitar dua dolar. Pernyataan gubernur Sao Paulo pada hari Rabu disalahpahami, ”kata sumber itu dilansir dari Global Times.

Kontrak yang diumumkan Doria juga mempertimbangkan transfer teknologi vaksin yang tidak aktif, yang disebut Coronavac, dari institut China ke Brasil, dan akan diproduksi seluruhnya di Institut Butantan tahun depan.

Dia mengatakan 46 juta dosis akan tersedia di Brasil pada Desember 2020, dimana 6 juta di antaranya akan siap pada akhir tahun, dan 40 juta sisanya akan diproduksi di Butantan. Sinovac juga berjanji untuk memberikan 14 juta dosis lagi, yang akan tiba pada Februari tahun depan, menurut pernyataan yang dirilis oleh Butantan Institute.

Di Brasil sendiri, sebanyak 9.000 sukarelawan di Brasil telah berpartisipasi dalam uji coba vaksin COVID-19 yang dikembangkan China karena negara tersebut melaporkan lebih dari 5 juta kasus COVID-19 pada 7 Oktober, setelah AS dan India.

Uji coba melibatkan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan China Sinovac Biotech LTD, yang dimulai pada Juli di Brasil dan dijadwalkan akan selesai pada 15 Oktober.

Menurut laporan media Brasil pada awal Oktober, laporan utama tentang uji coba tersebut telah diserahkan ke otoritas kesehatan nasional Brasil.

João Doria menjelaskan sebagian dari uji coba telah dilakukan. Sebelumnya dia mengatakan bahwa vaksinasi pada sukarelawan akan melibatkan 9.000 orang dan diselesaikan pada tanggal 15 Oktober, dan, jika disetujui, diharapkan akan tersedia untuk publik pada 15 Desember.

Sao Paulo, negara bagian terkaya dan terpadat di negara itu, dengan sekitar 46 juta penduduk, adalah wilayah Brasil yang paling terkena pandemi, dengan 1.022.404 infeksi dan 36.884 kematian, diikuti oleh Rio de Janeiro, dengan 280.144 infeksi dan 19.110 kematian.

Coronavac, pengimun virus corona yang dikembangkan Sinovac bersama Butantan Institute, merupakan salah satu yang paling menjanjikan di dunia, karena menggunakan teknologi yang sudah dikenal dan diterapkan secara luas pada vaksin lain. Laboratorium yang berbasis di Beijing telah menguji produk tersebut pada ribuan sukarelawan di China, dalam fase I dan II, dengan standar keamanan yang sangat baik hingga saat ini. 

Di China dan Brasil, uji klinis melibatkan sukarelawan berusia di atas 60 tahun, kelompok yang paling rentan terhadap COVID-19. Uji coba tahap akhir akan berakhir pada 15 Oktober, menurut situs web pemerintah Sao Paulo.

Jika Coronavac berhasil, Butantan akan meminta persetujuan darurat imunizer dari Anvisa. Tujuan dari Pemerintah São Paulo adalah untuk memulai kampanye vaksinasi terhadap virus corona pada paruh kedua bulan Desember, dengan prioritas untuk para profesional dari semua unit kesehatan publik dan swasta di Sao Paulo. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita