Rupiah Hari Ini Merosot, Gara-gara Anies Juga?

Rupiah Hari Ini Merosot, Gara-gara Anies Juga?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Nilai tukar rupiah hari ini terus menunjukkan pelemahan. Menurut data perdagangan Reuters dolar AS saat ini sudah berada di level Rp 14.903 sedangkan di RTI berada di posisi Rp 14.849.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai banyak faktor yang membuat rupiah hari ini tertekan. Bahkan menurutnya sudah terjadi komplikasi.

"Faktor hari ini luar biasa, ini sudah komplikasi, jadi dari eksternal dan internal," ucapnya kepada detikcom, Jumat (11/9/2020).

Untuk faktor internal menurutnya adalah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bilang akan menerapkan kembali pengetatan PSBB di Jakarta. Pernyataan itu keluar ketika pemerintah pusat sedang berupaya mendorong roda ekonomi dengan menggelontorkan sederet stimulus.

"BLT sudah jalan, bansos sudah jalan, kemudian bantuan Rp 600 ribu untuk pegawai, bantuan UMKM juga sudah dilakukan. Kemudian indeks konsumsi juga sudah lebih baik. Tetapi kenapa Pak Anies menginformasikan PSBB total. Kalau seperti itu perekonomian nasional yang sedang diusahakan oleh pemerintah pusat, akan stagnan. Karena DKI Jakarta menyumbang 18% ekonomi secara nasional. Akhirnya pasar berbondong-bondong kabur," terangnya.

Sementara faktor eksternal menurut Ibrahim datang dari pernyataan Bank Sentral Eropa (ECB) yang tidak lagi fokus mengendalikan nilai tukar euro. Kemudian juga belum adanya kesepakatan antara Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit juga menjadi penyebab dolar AS menguat.

Sementara Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga berpandangan yang sama. Pengumuman rencana PSBB Jakarta memberikan pengaruh yang besar terhadap investor.

"Kemarin sebenarnya dolar AS melemah tapi rupiah melemah lebih banyak. Jadi penerapaan PSBB ini menimbulkan kekhawatiran dan menyebabkan asing melepas rupiah di pasar," terangnya.

Selain itu menurut Hans pelaku pasar juga melihat belum adanya perbaikan dari sisi penanganan wabah COVID-19. Sehingga pasar menilai kondisi ini akan berlangsung lama di Indonesia.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita