Kata Fahri: Penyakit Radikal Kiri - Kanan Tak Pede, Lalu Serang Identitas Orang

Kata Fahri: Penyakit Radikal Kiri - Kanan Tak Pede, Lalu Serang Identitas Orang

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Menurut Fahri pendidikan usia dini penting mengajarkan identitas “siapa aku” agar pandai bergaul dengan “siapa kamu.”

Gagal mengajarkan identitas, bikin orang galau pada usia tua. Menurut dia inilah akar dari kegagalan menyimpulkan “siapa kita” dengan baik.

Orang tidak toleran bukan karena pendidikan usia dini yang mengajarkan identitas. Justru, manurut Fahri, yang menjadi teroris ekstrem itu karena tidak punya konsep diri.

"Inilah penyakit kaum radikal kiri dan kanan, tidak percaya diri lalu serang identitas orang lain," katanya.

Semua teroris di kiri dan kanan adalah orang-orang yang tidak punya percaya diri, bahkan mereka adalah pengecut dan pecundang, kata Fahri.

Mereka, kata Fahri, tidak sanggup menghadapi dunia ini dengan syukur dan kebahagiaan yang bersumber pada pengenalan dasar: Tuhan, Aku, Kau, Kita dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Fahri musuh utama Republik besar ini adalah menghadapi otak kecil dan hati kotor yang senantiasa menginginkan penyederhanaan kekayaan dan keragaman yang dahsyat.

Negeri ini, kata dia, terlahir menjadi cermin sempurna dunia. Ribuan pulau, ribuan suku bangsa dan agama. 

Dari lima negara terbesar di dunia, empat negara hidup dalam kontinen yang hampir seragam: Cina, India, Amerika, Indonesia, dan Brasil.

"Hanya negeri kita yang hidup di wilayah kepulauan yang tersebar bagai ratna mutu manikam di khatulistiwa. Tidakkah itu keajaiban?" kata dia.

"Marilah kita berbangga sebagai Bangsa Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan sejak awal Republik ini berdiri. Tidak ada jalan sederhana menjadi Indonesia. Kerumitan itu Indah. Berbahagialah menghuni sepotong Surga di dunia. Bersyukurlah sahabat! Merdeka!" katanya. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA