Faldo Curhat Gagal Nyagub: Bukan karena Orang Minang Tidak Suka PSI, tapi Belum Diberi Kesempatan

Faldo Curhat Gagal Nyagub: Bukan karena Orang Minang Tidak Suka PSI, tapi Belum Diberi Kesempatan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politisi muda Faldo Maldini gagal maju kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatra Barat (Sumbar) 2020. Hal itu setelah ditinggalkan oleh partai koalisi poros baru yang terdiri dari Golkar, PKB, dan Nasdem dengan mengusung Fakhrizal-Genius Umar.

Kendati sudah merasa maksimal mendekati masyarakat Sumbar, namun tetap belum diberikan kesempatan maju Pilgub tahun 2020. Atas kegagalan maju Pilgub itu, akhirnya Faldo pamitan kepada relawan dan pendukungnya melalui akun instagram, facebook, dan twitter pribadinya sejak seminggu lalu.

"Saya ucapkan terima kasih, untuk relawan dan warga Sumbar yang sudah menjadi kawan melangkah dalam proses awal. Kami merasa terhormat bisa dibantu melalui proses ini. Hasil kerja kita tidak mengecewakan, namun kesempatan saja belum diberikan," tulis Faldo di akun media sosialnya.

Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumbar itu mengatakan, ia gagal maju kontestasi tahun ini bukan lantaran masyarakat Minangakabau tidak menyukai PSI, tapi dikarenakan belum diberikan kesempatan maju Pilgub Sumbar. Bahkan ia menilai, orang Sumbar sangat rasional dalam dunia politik.

Dalam akun media sosialnya, ia mengungkapkan tentang perjalanan panjangnya selama turun ke tengah masyarakat. Namun usaha politiknya mendekati ribuan titik masyarakat Sumbar disadari tidak selalu berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Bahkan tidak jarang orang mencibirnya, sebab PSI tidak diterima di Sumbar.

"Sumbar percaya pada karakter dan gagasan. Namun perkara hasil bukan kami yang tentukan. Allah Swt punya rencana yang lebih indah. Kami sangat syukuri apa yang sudah kami capai," ujar alumni Universitas Indonesia itu.

Dikatakan Faldo, laporan dari Lembaga survei yang kredibel, publik menerima yang mereka tawarkan ke masyarakat. Elektabilitasnya dalam beberapa bulan bekerjasama dengan ribuan relawan juga cukup mampu mengimbangi, bahkan melewati beberapa tokoh yang sudah pernah menjadi pejabat.

Pengakuan Faldo, tujuannya utamanya bukan menjadi pejabat, bukan punya mobil dinas, bukan punya ajudan, namun lebih dari itu yakni menghadirkan kepemimpinan terbaaik untuk Sumbar. Baginya, perjalanan harus berlanjut, dengan selalu tetap bekerjasama dengan masyarakat. Ia juga berpesan, agar kandidat kontestasi tidak menyakiti masyarakat Sumbar.

"Sudah ribuan kilometer jengkal tanah Sumatra Barat kami lalui. Sudah berapa ribu tangan dari kawan, uda-uni, dan orang tua yang sudah kami salami. Ini adalah sebuah perjalanan politik terjauh yang pernah kami lalui. Hingga menit akhir, kami tetap berjalan," imbuhnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita