Pendukung Jokowi di Yogya Sebut Bambang 'Dosen Swinger' sebagai Buzzer Freelance

Pendukung Jokowi di Yogya Sebut Bambang 'Dosen Swinger' sebagai Buzzer Freelance

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Seorang pria yang mengaku dosen, Bambang Arianto, mengungkap telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok penelitian terkait perilaku swinger (praktik tukar pasangan). Di media sosial nama Bambang dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apa kata eks tim pemenangan Jokowi di Yogya?

Ketua Tim Pemenangan Jokowi di DIY saat Pilpres 2019, Bambang Praswanto mengaku mengenal Bambang Arianto pada Agustus-September 2019. Bambang Praswanto menyebut Bambang Arianto bekerja sebagai buzzer dan aktif di media sosial (medsos).

"Kemungkinan dia menjadi buzzer freelance yang langsung gabung dengan kelompoknya dia orang-orang tingkat pusat. Jadi tidak di tingkat bawah tapi tingkat pusat dan dia memang aktif buzzer di mana-mana," kata Bambang Praswanto, Selasa (4/8/2020) malam.

Bambang menegaskan pada Pilpres 2019, Bambang Arianto tidak termasuk dalam tim pemenangan Jokowi yang resmi didaftarkan di KPU.

"Dia kelihatannya tidak tergabung dalam tim (pemenangan Jokowi DIY), saya justru mengenalnya setelah Pilpres. Tapi saya belum pernah ketemu tatap muka hanya WA (WhatsApp)," tegasnya.

Bambang pun menyesalkan kelakuan Bambang Arianto soal pelecehan seksual berkedok penelitian perilaku swinger itu. Dia berharap kasus ini dibawa ke ranah hukum.

"Saya menyesalkan tindakan dia, dan menurut saya perlu dibawa ke ranah hukum. Kenapa? Karena korbannya banyak dan semua perempuan," tutur Bambang.

Seperti diketahui, Bambang Arianto membuat kehebohan dengan membuat sebuah video pengakuan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok melakukan penelitian terkait perilaku swinger. Tak cuma itu, di video tersebut dia juga mengaku telah melakukan pelecehan fisik terhadap korban.

"Saya Bambang Arianto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik," demikian salah satu potongan pengakuannya dalam video yang tersebar luas pada Senin (3/8).

Bambang selanjutnya juga meminta maaf kepada para korban. Selain itu, dia meminta maaf kepada NU dan UGM karena telah mencatut nama organisasi dan kampus tersebut dalam mencari korban.

"Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur maupun yang lain yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan trauma," beber Bambang.

Dari penelusuran detikcom, nama Bambang Arianto muncul sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Bahkan sebutan itu muncul di beberapa media.

Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso menegaskan Bambang telah melakukan pencatutan. Menurut Purwo, Bambang sebatas pengajar tamu dan bukan dosen ataupun karyawan. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita