Dugaan Pemred soal Tempo.co Diretas: Isu Influencer di Balik RUU Ciptaker

Dugaan Pemred soal Tempo.co Diretas: Isu Influencer di Balik RUU Ciptaker

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pemred Tempo.co Setri Yasra mengungkapkan peretasan situs berita dialami pihaknya saat Tempo berkali-kali menulis pelibatan influencer dalam mengkampanyekan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Setri menyebut peretasan itu terjadi dalam beberapa rangkaian peristiwa.

Awalnya Setri menceritakan peretasan itu terjadi pada Jumat (21/8) dini hari pada pukul 00.00 WIB. Mendengar peristiwa peretasan itu, Setri terkejut.

"Bagi kami sih cukup mengejutkan ya karena meskipun bahwa upaya-upaya peretasan sudah sering kali kita terima, tapi ini terjadi spesial karena seperti sebuah rangkaian peristiwa," kata Setri dalam acara Perspektif Indonesia yang bertajuk 'Peretasan di Dunia Maya' yang disiarkan radio Smart FM, Sabtu (22/8/2020).

Setri mengatakan, sebelum terjadinya peretasan itu, Tempo berkali-kali menulis berita terkait membayar influencer dalam mengkampanyekan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Lalu kemudian berita tersebut menjadi ramai di media sosial.

"Bahwa sebelumnya teman kami di Koran Tempo, kami termasuk di Tempo.co, juga itu berkali-kali menulis soal bagaimana penggunaan para influencer yang dibayar untuk mengkampanyekan RUU omnibus law dan terjadilah. Dan terjadi diskusi yang sangat keras sekali di media sosial, berbagai langkah menyeranglah--dalam tanda petik--tapi kami sih biasa," jelasnya.

"Itu menjadi rutinitas biasa karena memang seperti itu kalau kita mengangkat sebuah tema dan menyangkut orang-orang tertentu pasti ada ada dampak dan upaya 'menyerang' itu lewat media sosial," sambungnya.

Saat peretasan itu, tampilan Tempo.co berubah menjadi hitam dengan tulisan sebagai berikut: Deface By @xdigeeembok. STOP HOAX! Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat INdonesia. Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok.

Setri mengatakan pihaknya mengetahui info peretasan itu saat akun Twitter anonim--merujuk pada @xdigeeembok--menulis peretasan itu di Twitter. Setri menyebut akun yang sama juga mengulas tulisan Tempo soal pelibatan influencer untuk mengkampanyekan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

"Karena sudah malam kita baru, saya dapat info bahwa kabar peretasan itu muncul di sebuah akun anonim di Twitter, wah saya bilang kok satu paket. Jadi update-nya mereka yang sebelumnya juga mempersoalkan liputan Koran Tempo soal penggunaan para influencer, para pesohor untuk kampanye RUU Omnibus Law, dia yang mengabarkan. Sisi lain memang nama akunnya muncul ketika di face situs kami itu muncul akunnya," ungkapnya.

Setri mengaku penasaran dengan peristiwa ini mengingat beberapa waktu terakhir akun media sosial aktivis hingga pakar epidemiologi dari FKM UI Pandu Riono dibajak. Setri mengaku peristiwa ini masih menjadi pertanyaan.

"Tapi lagi-lagi saya ingin katakan ini menjadi spesial menurut saya karena ini menjadi sebuah rangkaian sebelum banyak peristiwa sebelumnya. Misalnya ada akun aktivis yang diretas, akun Twitter yang dibajak. Hari yang sama misalnya Pandu Riono juga akun Twitter-nya dibajak dan dia didoktrin. Kita nggak tahu apakah ini satu rangkaian, kita masih bertanya-tanya juga," jelas Setri.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita