Wasekjen MUI: Kalau Benar Dukung L68T, Mulai Besok Kita Kampanye Boikot Unilever

Wasekjen MUI: Kalau Benar Dukung L68T, Mulai Besok Kita Kampanye Boikot Unilever

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Abbas menegaskan bahwa sifat dan perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bertentangan dengan ajaran agama dan budaya bangsa Indonesia. LGBT sangat tertolak untuk ada di Indonesia.

“Kalau LGBT bagi bangsa Indonesia ya terlarang dan terkutuk. Negara ini kan negara beragama, oleh karena itu tidak boleh ada orang atau lembaga yang mendukung praktik-praktik LGBT, kalau mereka melakukan itu ya jangan disini, itu menyinggung perasaan bangsa,” kata Buya Anwar, sapaan akrabnya kepada Indonesiainside.id, Rabu (1/7).

Termasuk perusahaan besar, seperti Unilever yang diduga mendukung LGBT, Buya Anwar menilai sikap tersebut sangat melukai hati mayoritas rakyat Indonesia. MUI, kata dia, ingin mendengarkan langsung keterangan dari pihak Unilever di Indonesia.

“Jadi kita minta klarifikasi dulu dari pimpinan Unilever, kalau benar mereka mendukung LGBT, mulai besok kita kampanye jangan pakai produk LGBT, karena apa yang mereka lakukan merusak bangsa Indonesia. Jangan gara-gara berdagang, budaya dan akhlak bangsa Indonesia rusak,” ujarnya.

Bahkan, opsi embargo juga tidak menutup kemungkinan akan dilakukan. MUI akan menyerukan umat di seluruh daerah untuk mengkampanyekan tidak lagi menggunakan produk-produk Unilever.

“Kalau seandainya mereka berusaha disini, lalu hasil keuntungan mereka disumbangkan untuk kelompok LGBT, ya kita setop saja perdagangan dengan mereka, kalau dana dana dari kita digunakan untuk mempromosikan LGBT, kita jangan berhubungan dengan mereka lagi,” katanya.

MUI juga akan meminta pemerintah untuk melarang mereka berusaha di negara yang ber-Ketuhanan. Kecuali kalau mereka mau tunduk dan patuh di negeri ini.

“Mereka kan cari makan disini, ya hormati dong agama dan budaya disini, tapi kalau mereka juga tidak menghormati agama dan budaya disini, buat apa juga kita menghormati mereka,” ujarnya.

Oleh karena itu, MUI akan meminta komitmen mereka untuk menghormati apa yang dihormati bangsa Indonesia. “Kalau mereka tidak mau, buat apa kita menghormati mereka, tapi kalau mereka tidak mau, iya buat apa ada disini,” ucapnya.

Buya Anwar menekankan, umat Islam tidak akan rida apabila peruntukan keuntungan penjualan Unilever di Indonesia untuk LGBT. “Kan banyak produk produk lain di luar Unilever, kita pindah saja ke produk lain, tapi kita perlu minta komitmen mereka dulu disini, apakah dana-dana yang didapat dari kita digunakan untuk mendukung LGBT, kalau iya kita boikot,” ungkapnya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita