Soal Reshuflle, Pernyataan Pratikno Seperti Luruskan Bambu Tua Yang Bengkok

Soal Reshuflle, Pernyataan Pratikno Seperti Luruskan Bambu Tua Yang Bengkok

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pernyataan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno soal "reshufle tidak lagi relevan", guna menanggapi adanya rumor reshuflle menunjukkan kegalauan.

Demikian disampaikan pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Saiful Anam kepada wartawan, Selasa (7/7).

Dari gestur tubuh dan gerakannya, kata Saiful Anam, Pratikno terkesan seperti orang yang sedang galau. Bahkan, Pratikno terkesan menyembunyikan sesuatu yang sulit untuk dia ungkapkan.

Sejatinya, menurut Saiful Anam, Presiden Joko Widodo membutuhkan menteri Kabinet Indonesia Maju yang punya karakter asli sebagai pekerja keras, cepat, tanggap, responsif, jujur dan ikhlas.

Persis seperti gayanya Jokowi, yang bekerja demikian, tidak perlu dipecut dulu baru tambah kecepatan. Menteri Jokowi jangan seperti itu, dipecut keras dulu baru loncat dan berlari.

"Gestur tubuh Pratikno saat menyampaikan adanya reshuflle terkesan tidak nyaman. Seperti melakukan pengobatan secara simtomatik, hanya menutupi borok luka untuk membuat senang sesaat atau seperti sembuh. Padahal di dalamnya semakin parah. Sebagai sahabat lama Jokowi, Pratikno, sedang berusaha semampunya menghibur para menteri yang sedang dag dig dug menunggu sejatinya reshuflle yang akan terjadi," tutur Saufil Anam.

Secara psikologi, masih kata Saiful Anam, menteri yang bergerak setelah dipecut, hanya akan bekerja sesaat ketika beritanya sedang trend dan populis. Setelah itu kembali lagi keasal sesuai karakter aslinya, lamban dan minim prestasi.

Dia memahami bahwa reshuflle merupakan hak prerogatif Presiden, namun reshufle adalah obat pahit terbaik yang tersedia saat ini. Tidak bagus dan tidak maksimal, jika ada menteri yang dipecut dulu baru bekerja.

Alangkah baiknya, pada saat pancaroba menuju new normal, Presiden Jokowi segera melakukan reshuflle dan mengganti menterinya dengan tokoh yang berkompeten pada bidangnya.

"Akan lebih bagus lagi, Presiden Jokowi mengangkat menteri dari kalangan relawan yang membantunya saat Pilpres 2019 lalu, karena mereka sudah jelas pasti loyalitas dan militansinya," ujar Saiful Anam.

Saiful Anam mengungkapkan, bahasa tubuh seperti gerakan jemari dan bola mata Pratikno saat menanggapi adanya reshuflle terlihat jika dirinya bingung dan terkesan menutupi sesuatu, atau kemungkinan keadaan yang sesungguhnya.

Lebih lanjut dia menambahkan, apa yang disampaikan Pratikno seperti meluruskan bambu tua yang sudah bengkok. Perilaku orang yang tidak akan dapat berubah secara drastis. Ada pepatah mengatakan "kecil terajar ajar, dewasa terbawa-bawa dan tua tidak berubah".

"Selain itu kan selama ini Pratikno kurang terlihat fungsinya, dia tidak lebih hanya seperti staf Presiden, tidak banyak yang diberikan terkait problem kebangsaan," ucap Saiful Anam.

Mensesneg Pratikno mengatakan isu reshuffle kabinet saat ini sudah tidak relevan. Pratikno menyebut teguran keras Presiden Jokowi sudah direspons dengan kinerja positif menterinya.

"Jadi kalau progresnya bagus, ngapain direshuffle? Intinya begitu. Tentunya dengan progres yang bagus ini isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus. Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus. Tentu saja kalau bagus terus ya enggak ada isu, enggak relevan lagi reshuffle," ujar Pratikno yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/7). (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita