Sampoerna Dan Tanoto Foundation Akan Disuntik Dana POP Kemendikbud Rp 25-40 Miliar

Sampoerna Dan Tanoto Foundation Akan Disuntik Dana POP Kemendikbud Rp 25-40 Miliar

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation merupakan dua dari banyak yayasan yang turut terlibat dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Namun keterlibatan dua yayasan sosial swasta tersebut dipertanyakan publik bahkan menuai polemik. Di mana kedua CSR perusahaan besar tersebut nantinya akan mendapat suntikan pembiayaan pelatihan guru dan kepala sekolah dengan total anggaran mencapai Rp 567 miliar per tahun.

Berdasarkan dokumen Pemberitahuan Hasil Evaluasi Proposal POP Kemendikbud 2314/B.B2/GT/2020 yang dikutip redaksi, Senin (27/7), Sampoerna Foundation (Yayasan Putera Sampoerna) menerima persetujuan dari Kemendikbud untuk dua proposal yang diajukannya.

Proposal pertama berjudul "Pengembangan Baca Tulis Literasi Siswa (Pelita)" untuk pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan Sekolah Dasar (SD) bakal menerima dana Rp 5 miliar per tahun, karena masuk kategori macan.

Sementara untuk proposal kedua berjudul "Program Literasi Dan Numerasi Berbasis Project Based Learning Jenjang SMP (Lintas)" untuk pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) bakal menerima dana Rp 20 miliar per tahun, karena masuk kategori gajah.

Dari dua proposal tersebut, Sampoerna bakal mendapat pencairan dana sebesar Rp 25 miliar per tahun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Adapun untuk Tanoto Fondation (Yayasan Bakti Foundation) juga mendapat persetujuan dari Kemendikbud untuk dua proposal dengan judul dan tingkatan yang berbeda.

Pada proposal pertama berjudul "Pintar Penggerak (Gajah 2 SMP)" untuk pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) bakal menerima dana Rp 20 miliar per tahun, karena masuk kategori gajah.

Sedangkan untuk proposal yang kedua berjudul "Pintar Penggerak (Gajah 1 SD) untuk pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan Sekolah Dasar (SD) bakal menerima dana Rp 20 miliar per tahun, karena masuk kategori gajah.

Artinya, Tanoto Foundation bakal mendapatkan pencairan dana dari pemerintah untuk menggelar pelatihan sebesar Rp 40 miliar per tahun.

Apa yang didapat Sampoerna dan Tanoto Foundation ini merupakan hasil dari proses evaluasi terhadap Ormas yang telah mengajukan profil Ormas dan proposal POP.

Terdapat 324 proposal dari 260 Ormas pengaju yang mengikuti proses evaluasi bertahap tersebut, mulai dari evaluasi administrasi, evaluasi teknis substantif, evaluasi pembiayaan, dan verifikasi.

Evaluasi administrasi dilakukan oleh Tim Verifikasi Administrasi, sedangkan evaluasi teknis substantif, evaluasi pembiayaan, dan verifikasi dilakukan oleh Tim Independen.

Dalam dokumen surat Pemberitahuan Hasil Evaluasi Proposal POP Kemendikbud 2314/B.B2/GT/2020 disebutkan, dari 324 proposal dari 260 Ormas yang dievaluasi, hanya ada 183 proposal dari 156 Ormas yang dinyatakan lolos verifikasi.

Proposal dari Ormas yang terpilih atau lolos dibagi ke dalam tiga kategori. Yaitu Gajah, Macan, dan Kijang. Gajah akan mendapat anggaran sebesar maksimal Rp 20 miliar per tahun, Macan Rp 5 miliar per tahun, dan Kijang Rp1 miliar per tahun.

Namun beberapa kontroversi muncul, karena masuknya pihak swasta yang terafialisi dengan CSR perusahan besar seperti Sampoerna dan Tanoto Foundation.

Seiring dengan itu Muhammadiyah, LP Ma’arif Nahdatul Ulama dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengundurkan diri dari POP Kemendikbud, sebabnya ialah karena proses seleksi organisasi penggerak yang tidak jelas. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita