Kasus Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, Komisi IX DPR: Harus Jadi Alarm Bagi Pemerintah

Kasus Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, Komisi IX DPR: Harus Jadi Alarm Bagi Pemerintah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pemerintah dan Gugus Tugas diminta lebih serius dalam menangani pandemik Covid-19 di tanah air yang masih jauh dari kata usai. Terlebih, narasi yang digaungkan adalah New Normal di mana masyarakat kembali beraktivitas dengan menggunakan protokol.

Hal ini lantaran kasus Covid-19 di Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga dianggap jeblok dalam beberapa parameter kesehatan di dunia.

Demikian disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidawati, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (19/6).

"Angka positif Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara harus jadi alarm bagi pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik. Selain Covid-19, banyak parameter kesehatan yang mendudukkan Indonesia di posisi yang kurang baik," kata Mufidawati.

Politikus PKS ini mencontohkan Hari Tuberkulosis Sedunia 2020 yang diperingati 24 Maret, di mana Indonesia menjadi negara dengan penderita TBC terbesar ketiga di dunia setelah India dan China.

"Jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 845.000 jiwa. Sementara TBC adalah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia," tuturnya.

Data lain mengenai indeks perkembangan anak yang dirilis WHO-UNICEF juga menunjukkan posisi Indonesia yang buruk. Indonesia berada di peringkat 117 dari 180 negara yang diteliti.

Mufidawati menyebut indeks ini mengukur kesehatan dan kesejahteraan anak berdasarkan sejumlah faktor yang meliputi pertumbuhan anak, tingkat kelangsungan hidup anak, tahun sekolah, tingkat kelahiran remaja, kematian ibu, prevalensi kekerasan, serta pertumbuhan dan gizi.

"Kita juga kalah jauh dari negara tetangga. Singapura peringkat 12, Malaysia 44, Vietnam 58, Thailad 64, Filipina 110, dan Kamboja 114 dunia," beber Mufidawati.

Data dan fakta tersebut, tegas Mufidawati, harus menjadi evaluasi pelayanan kesehatan secara menyeluruh oleh Pemerintah.

Sebab, semua negara juga mengalami pandemik dan permasalahan kesehatan yang sama seperti yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Namun, beberapa negara berhasil melaluinya karena punya sistem penanganan yang baik.

"Bukan hanya soal Covid-19, tapi posisi kita yang kurang baik dalam data-data kualitas kesehatan tersebut harus menjadi cermin," ucapnya.

"Kita tidak sendiri mengalami semua masalah kesehatan tersebut, tetapi banyak negara yang berhasil melalui dengan baik. Tidak perlu sungkan untuk belajar penanganan berbagai masalah kesehatan dari negara lain, termasuk negara tetangga," imbuh dia.

Mufidawati berharap, semua permasalahan kesehatan di Indonesia, termasuk kasus Covid-19, harus mendapat perhatian pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Tugas negara adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Pastikan kebijakan kesehatan dalam jalur yang tepat sehingga masyarakat bisa ikut mendukung. Kita wajib optimistis, tetapi pemerintah harus menunjukkan keseriusannya," pungkasnya.

Untuk diketahui, Indonesia menjadi negara dengan kasus infeksi dan angka kematian akibat corona yang tertinggi di Asia Tenggara.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Rabu (17/6), Indonesia memiliki 41.431 kasus positif Covid-19 dengan 2.276 meninggal dan 16.243 sembuh. Menyalip posisi Singapura yang memiliki 41.216 kasus positif Covid-19 dan 26 meninggal dunia. Filipina berada di urutan tiga dengan 26.781 kasus positif dan 1.103 orang meninggal dunia.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita