Jubir Luhut: TKA China Percepat Pembangunan Smelter dan Teknologinya Lebih Ekonomis

Jubir Luhut: TKA China Percepat Pembangunan Smelter dan Teknologinya Lebih Ekonomis

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Adanya ratusan tenaga kerja asing ke Indonesia yang diduga untuk pembangunan smelter nikel menuai polemik di kalangan masyarakat. Hal itu menyasar kepada Kementerian Kemaritiman dan Investasi.

Jurubicara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Jodi Mahardi angkat bicara mengenai banyaknya tanggapan atas kedatangan TKA China.

“Saya perlu menjawab pernyataan beberapa pihak mengenai kehadiran para TKA untuk pembangunan smelter di Indonesia, khususnya Konawe, Sulawesi Tenggara yang menggiring opini publik seolah-olah TKA dimaksud akan menggeser para pekerja Indonesia. Pernyataan yang bisa menimbulkan disinformasi dan keresahan di publik,” ujar Jodi, Kamis (28/5).

“Saya akan bicara apa adanya saja. Rencana kehadiran 500 TKA China sekitar akhir Juni atau awal Juli adalah untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari China,” katanya.

Ia beralasan, saat ini pekerja Indonesia belum ada yang mampu mengoperasikan teknologi pembuatan smelter nikel. Adapun pemilihan teknologi yang belum dikuasai dalam negeri ini dilakukan karena dinilai lebih ekonomis.

“Kita harus jujur bahwa dengan teknologi RKEF China, mereka bisa bangun secara ekonomis, cepat, dan memiliki standar lingkungan yang baik. Teknologi ini juga menghasilkan produk hilirisasi nikel yang bisa bersaing di pasar internasional,” paparnya.

“Setelah smelter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing. Pada saat operasi, mayoritas tenaga kerja berasal dari lokal,” tandasnya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita