Viral Warga PDP Sempat Ditolak RS Cuci Darah, Kini Diisolasi di RS Fatmawati

Viral Warga PDP Sempat Ditolak RS Cuci Darah, Kini Diisolasi di RS Fatmawati

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang warga Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar) berinisial P sempat ditolak beberapa rumah sakit untuk melakukan cuci darah lantaran statusnya masuk dalam kategori PDP virus Corona (COVID-19). Selain PDP virus Corona, P juga mengidap gagal ginjal yang mengharuskannya cuci darah tiga kali dalam seminggu.

Kisah P ini viral di media sosial Twitter. Hal itu diutarakan oleh keponakan P, Dita dalam akun Twitter-nya @nigelodeon pada Jumat (3/4).

"Iya, itu thread saya," kata Dita saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (5/4/2020) malam.

Dita kemudian memperkenankan cuitannya dalam Twitter untuk dimuat. Dalam cuitnya itu, Dita juga menyertakan tangkapan layar komunikasi dengan tantenya tersebut.

"Pak Jokowi @jokowi tolong dibantu tante saya sakit gagal ginjal dan positif COVID-19. Seminggu harus cuci darah 3x tapi sudah mendatangi RS manapun dan ditolak karena PDP. Kalau tidak cuci darah kondisi badan tante saya bisa bengkak semua seperti ini. Harus bagaimana ya Pak?" kata Dita mengawali tulisannya.

Dita lalu bercerita kisah tantenya ditolak sejumlah rumah sakit berawal dari pamannya yang sakit demam dan sesak pada Senin (23/3). Sang paman seorang diri mencari rumah sakit. Keesokan harinya, tante Dita, P juga mengalami sakit lalu dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto.

"Tanggal 25 Maret om aku sampai chat minta belikan roti manis dan susu kotak karna enggak dapat makan makan juga. By the way itu chat terakhir om aku sebelum beliau meninggal. Tanggal 26 Maret om aku kritis dan baru ditanganin masuk ICU. Pada hari itu juga om aku meninggal," ujar Dita.

Usai pamannya meninggal, Dita mengatakan tantenya dinyatakan orang dalam pemantauan (ODP). Namun hasil rapid test dari Puskemas menyatakan negatif Corona.

"Sejak saat itu tante aku dinyatakan statusnya sebagai ODP (beserta keluarga aku yang lain yang ikut bantu). Tanggal 27 Maret tante aku bilang kalau rumahnya didatangin pihak Puskesmas untuk rapid test dan hasilnya negatif," ucapnya.

"Dan Senin kemarin tante aku bisa HD (cuci darah) di IKKT Patria tapi hari ini sudah tidak diperbolehkan karena dilarang oleh Dinkes dan disuruh ke RSPAD Gatot Subroto (lagi)," tambah Dita.

Namun, selang beberapa hari P dinyatakan positif Corona berdasarkan hasil rontgen. Ketika itu juga P membutuhkan cuci darah atau hemodialisis.

"Tanggal 31 Maret kemarin tante aku menghubungi koleganya perihal butuh Hemodialisis (Tanteku gagal ginjal kronis yang harus rutin cuci darah dan kalau tidak cuci darah pasti akan keracunan), tetapi belum ada HD untuk pasien COVID. Karena berdasarkan test rontgen status tanteku positif," kata Dita.

Pada Senin (30/3), P sempat ingin melakukan cuci darah di salah rumah sakit di Jakarta Barat. Namun diminta Dinas Kesahatan (Dinkes) untuk dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto.

"Yang aku bingungin ini. Tante aku posisinya sudah sendirian. Tante aku nggak punya anak dan suaminya (om aku) baru aja meninggal. Kondisinya gagal ginjal kronis tapi masih harus bolak balik RS sana sini dan nggak diisolasi di RS (posisi badan udah bengkak semua)," ucap Dita.

"Keluarga aku (tante dan om yang lain) statusnya ODP sejak bantu om ku sebelum meninggal jadi tidak boleh keluar rumah dan sudah diperingatkan oleh pihak Puskesmas dan RT. Alhasil tante aku harus keliling RS untuk mencari HD sendiri," tambahnya.

Pada Sabtu (4/4) Dita menginformasikan kondisi terbaru tantenya. Dita mengatakan P berangkat ke RS Fatmawati namun belum dipastikan dapat cuci darah atau tidak.
Di hari itu juga Dita mengatakan bahwa P saat menunggu di RSPAD Gatot Subroto untuk cuci darah namun tetap tak bisa. Padahal P dirujuk oleh Dinkes untuk cuci darah di RSPAD Gatot Subroto.

"Ini tante aku bales. Ternyata kemarin tanggal 3 April sudah menunggu seharian di RSPAD tapi tetap tidak bisa HD. Padahal dari Dinkes dirujuknya ke RSPAD. Tolong banget ya tante aku hari ini pun kalau semisal cuma harus stay di IGD dan enggak dapat makan takutnya kejadian di om akan terulang," sebut Dita.

Kabar terbaru, Dita mengatakan P saat ini sudah berada di ruang isolasi RS Fatmawati. Di akun Twitter-nya pun Dita mengatakan kasus yang dialami tantenya itu telah selesai.

"Sekarang situasi tante sudah di isolasi rawat inap di RS Fatmawati," ujar Dita saat dihubungi.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita