Luhut Bilang Corona Tak Kuat Panas-Lembap, WHO Sebut itu Mitos

Luhut Bilang Corona Tak Kuat Panas-Lembap, WHO Sebut itu Mitos

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan virus Corona tidak kuat terhadap cuaca panas dan lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan informasi bahwa Corona tidak kuat panas dan lembap sebagai mitos.

Keterangan WHO dapat diakses di situs resminya, sebagaimana ditilik detikcom pada Jumat (3/4/2020). Banyak sekali mitos seputar COVID-19, isu Corona mati bila terkena panas sinar matahari menjadi salah satunya.

"Menjemur diri Anda di bawah matahari atau suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat Celcius tidak mencegah penyakit akibat virus Corona (COVID-19)," demikian tertulis dalam 'Myth busters' WHO.

Dijelaskan WHO, COVID-19 bisa menjangkiti diri Anda tanpa peduli seterik apa pun dan sepanas apa pun cuacanya. Negara-negara dengan cuaca panas telah melaporkan kasus COVID-19.

Maka, untuk melindungi diri Anda dari COVID-19, pastikan bahwa tangan Anda bersih dengan cara sering mencucinya, hindari pula menyentuh mata, mulut, dan hidung.

"Dari bukti sejauh ini, COVID-19 dapat menyebar di semua wilayah, termasuk wilayah dengan cuaca panas dan lembap. Terlepas dari iklim, terapkanlah langkah perlindungan di tempat Anda tinggal atau di tempat yang dilaporkan terjadi COVID-19. Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari COVID-19 adalah dengan membersihkan tangan Anda secara sering," kata WHO.

Paparan sinar ultaviolet dari lampu UV juga tidak bisa mensterilkan tangan atau kulit Anda. Malah paparan lampu UV bisa membuat iritasi kulit.

Mandi air hangat juga tidak mencegah penularan COVID-19. Bagaimanapun, suhu air yang digunakan untuk mandi, suhu tubuh manusia normal bakal tetap berkisar antara 36,5 derajat Celcius hingga 37 derajat Celcius. Mandi dengan air yang sangat panas bisa melukai tubuh dan membakar.

Mitos sebaliknya

Bila di Indonesia ada mitos 'Corona bisa mati dengan panas sinar matahari', di lain tempat berkembang mitos yang berbunyi sebaliknya. Mitos itu berbunyi cuaca dingin dan salju bisa membunuh SARS-CoV-2. WHO menegaskan hal itu tidak benar.

"Cuaca dingin dan salju tidak bisa membunuh virus Corona jenis baru. Tak ada alasan untuk mempercayai bahwa cuaca dingin dapat membunuh virus Corona baru atau penyakit lainnya. Suhu tubuh manusia normal adalah sekitar 36,5 derajat Celcius hingga 37 derajat Celcius, bagaimanapun suhu cuaca di luarnya," tulis WHO.

Sebelumnya, Luhut Pandjaitan berbicara tentang hal ini dalam rapat koordinasi yang disiarkan lewat akun YouTube Sekretariat Presiden, pada Kamis (2/4). Luhut mengatakan virus SARS-CoV-2 tidak akan tahan panas dan lembap.

"Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga humidity (kelembapan) tinggi, itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," ujar Luhut.

Pada Rabu (17/3), Mendagri Tito Karnavian juga berbicara mengenai tema virus Corona vs panas sinar matahari. Dia mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi pandemi ini. Penularan COVID-19 bisa dicegah, antara lain dengan sinar ultraviolet dari sinar matahari.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita