Lambat Cium Krisis, Sri Mulyani Kibarkan Bendera Putih?

Lambat Cium Krisis, Sri Mulyani Kibarkan Bendera Putih?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan ditengah wabah virus Corona, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan merosot.

Skenario sangat beratnya laju ekonomi tahun ini diprediksi hanya tumbuh minus 0,4 persen. Sementara skenario berat pertumbuhan ekonomi, berkisar di 2,3 persen. Angka yang tetap jauh dari target APBN 2020 yang sebesar 5 persen.

"Pemerintah terlambat mencium krisis. Terlihat dari postur APBN 2020 yang tidak pro counter cyclical," demikian yang disampaikan pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (Indef),  Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (1/4).

Bhima melanjutkan, bahwa Pemerintah seperti abai dan tidak punya sense of crisis. Ketika kondisi sudah buruk baru bertindak dengan mengeluarkan Perppu.

"Coba lihat asumsi makro mulai dari pertumbuhan ekonomi 5.3 persen padahal pertumbuhan kredit sudah turun dari 3 tahun terakhir," jelasnya.

Saat disinggung soal mengenai apakah predikat menteri keuangan terbaik yang disematkan kepada Sri Mulyani masih relevan dengan kondisi hari ini, Bhima enggan berkomentar.

"Kalau mau kibarkan bendera putih harusnya sudah dari tahun 2018," tandas Bhima.

Tidak hanya laju ekonomi yang goyah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga akan semakin bertekuk lutut. Dalam skenario sangat berat Kementerian Keuangan, rupiah akan berada di angka Rp 20.000 per dolar AS.

Sedang skenario beratnya rupiah di angka Rp 17.500 per dolar AS. Adapun target APBN 2020 adalah sebesar Rp 14.400 per dolar AS.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita