GELORA.CO - Ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis masih menjadi polemik. Pasalnya bahan baku masih tergantung dari impor dan Indonesia hanya menjadi negara tukang jahit APD.
“Kita mempunyai pabrik APD dan mampu menghasilkan 20 juta, tapi bahan bakunya tidak ada. Jadi tempat kita kita seperti tukang jahit,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam diskusi online, Ahad (19/4).
Akibat tidak mempunyai bahan baku, Indonesia terpaksa mengikuti permintaan dari negara produsen bahan baku. “Inilah yang terjadi bahan baku yang telah menjadi APD harus kita ekspor ke Korea Selatan dan China, karena bahan bakunya dari mereka,” ungkap Arya.
Untuk itu, Presiden Jokowi melakukan negoisasi terhadap kedua negara tersebut agar sebagian produksi APD bisa dipakai di dalam negeri. “Bahan baku kami kerjakan menjadi APD, tapi sebagaian untuk kita dan sebagian untuk mereka. Jadi ada win-win solution,” jelas dia.
Selain itu, kata dia, bahan baku dan obat-obatan juga di atas 90 persen impor. Ini adalah kondisi rill, sehingga ke depan membutuhkan ketahanan kesehatan (health security) dalam negeri.
“Saat ini juga ada perang bahan baku obat dengan negara lain. Kita mencari bahan baku obat sampai ke India,” kata Arya.
Salah satu program Menteri BUMN Erick Thohir membangun sub holding farmasi dengan menggabungkan PT Indofarma, PT Bio Farma dan Kimia Farma. Kementerian BUMN juga akan menyatukan rumah sakit milik BUMN. (*)