Palestina Putus Hubungan Dengan AS Dan Israel, Abbas: Saya Tidak Mau Menjual Yerusalem

Palestina Putus Hubungan Dengan AS Dan Israel, Abbas: Saya Tidak Mau Menjual Yerusalem

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Otoritas Palestina memutuskan semua hubungan dengan Amerika Serikat dan Israel, termasuk yang berkaitan dengan sektor keamanan.

Langkah ini diambil setelah Palestina menolak tegas rencana perdamaian Timur Tengah ala Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan bahwa kebijakan Timur Tengah yang diprakarsai oleh Trump adalah sinis dan mementingkan diri sendiri.

Cetak biru kebijakan yang didukung oleh perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu itu menyerukan pembentukan negara Palestina yang didemiliterisasi serta akan mengecualikan permukiman Yahudi yang dibangun di wilayah pendudukan serta tetap berada di bawah kendali keamanan total Israel.

Rencana kebijakan yang sama juga mengusulkan pengakuan Amerika Serikat atas permukiman Israel di tanah Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tak terpisahkan.

"Kami telah memberi tahu pihak Israel bahwa tidak akan ada hubungan sama sekali dengan mereka dan Amerika Serikat termasuk ikatan keamanan," kata Abbas mengatakan pada pertemuan darurat Liga Arab yang digelar di Kairo, Mesir pada Sabtu (1/2).

Lebih lanjut, Abbas juga mengatakan bahwa dia menolak mendiskusikan rencana itu dengan Trump melalui telepon, atau bahkan menerima salinannya untuk mempelajarinya.

"Trump meminta saya berbicara dengannya melalui telepon tetapi saya berkata tidak, dan dia ingin mengirim saya surat, tetapi saya menolaknya," kata Abbas seperti dimuat The Guardian.

Langkah itu diambil karena Abbas mengatakan bahwa dia tidak ingin Trump bisa mengatakan bahwa dia telah diajak berkonsultasi.

"Saya tidak akan mencatatnya dalam sejarah saya bahwa saya menjual Yerusalem," sambungnya,

Untuk diketahui bahwa pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina telah lama bekerjasama bidang kepolisian Tepi Barat yang diduduki yang berada di bawah kendali Palestina.

Selain itu, otoritas Palestina juga memiliki perjanjian kerja sama intelijen dengan CIA, yang berlanjut bahkan setelah Palestina mulai memboikot upaya perdamaian Trump pada 2017 lalu.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita