Kisah JB Sumarlin yang Pernah Menyamar Buat Berantas Pungli

Kisah JB Sumarlin yang Pernah Menyamar Buat Berantas Pungli

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Menteri Keuangan era Presiden Soeharto, Johannes Baptista Sumarlin tutup usia hari ini. Sebelum menjabat sebagai Menkeu, JB Sumarlin pernah menjadi Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara. Ada kisah menarik ketika dia mengemban jabatan ini.

Sebagaimana dikutip dari laman Kemenkeu, JB Sumarlin dilahirkan di Blitar pada tanggal 7 Desember 1932. Sebelum menyandang nama JB Sumarlin, nama pertamanya adalah Katoebin. Nama Katoebin diambil karena peristiwa kelahirannya. Sebuah kepanjangan dari Akad-akad metu neng sabin. Jika diartikan, 'lahir di sawah pada hari Minggu'. Nama yang menandakan proses kelahirannya. Selama 3 tahun usianya sejak lahir, Katoebin ternyata sering sakit-sakitan hingga akhirnya namanya diganti menjadi Johannes Baptista Sumarlin.

Usai menamatkan pendidikan menengahnya, Sumarlin kemudian menempuh pendidikan S1 Ekonomi di Universitas Indonesia. Gelar sarjananya diraih tahun 1958. Lalu melanjutkan pendidikan S2 di Universitas California Amerika Serikat (AS) dan pendidikan S3-nya ditempuh di Universitas Pittsburg AS.

Mulanya Sumarlin merintis karirnya sebagai dosen. Barulah kemudian ia memilih masuk ke pemerintahan. Jabatan pertama yang ia emban saat itu ialah Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara Indonesia.

Ada cerita menarik ketika Sumarlin menjalankan jabatan ini. Sumarlin mendapatkan amanah dari Soeharto untuk membersihkan pemerintahan dari segala macam pungli. Untuk memuluskan kerjanya, Sumarlin sampai harus memakai nama samaran. Hal ini langsung diungkapkan sendiri oleh Sumarlin dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.

"Dalam tugas penertiban, saya mendapati banyak penyimpangan, diantaranya dalam bentuk pungutan liar. Sejak itu kata pungli (pungutan liar) akrab di telinga publik. Untuk menyelidikinya, saya sampai harus menyamar ke tempat-tempat yang dikabarkan banyak terjadi pungli. Nama saya menjadi Achmad Sidik, nama yang saya gunakan ketika menjadi kurir di masa perjuangan tahun 1948. Saya sering menangkap basah pelaku penyunatan gaji pegawai negeri," tulis Sumarlin dalam buku yang terbit tahun 2011 itu.

Tak hanya menyamar saja. Sumarlin bahkan sampai membawa sepasukan Brimob untuk menangkap basah pelaku pungli itu.

"Suatu ketika saya keder juga. Oleh karena itu, saya ajak (Mensesneg) Sa'adilah Mursid yang memimpin sepasukan regu Brimob untuk menangkap basah pungli di Kantor Pajak Batu Tulis, Jakarta Pusat. Konon di situ ada aparatnya yang sering menggertak dengan pistol. Dibantu Irjen Keuangan Brigjen TNI Atang Yoga Swara yang waktu itu berpakaian sipil, kami inspeksi mendadak ke Kantor Pajak. Hari itu juga empat belas pegawai pajak ditahan dan dibawa ke Jalan Gresik," ungkap Sumarlin.

Karena kerja bagus Sumarlin dalam jabatan pertamanya ini, karirnya semakin moncer. Maka tak heran jika kemudian Soeharto memasang Sumarlin di pos Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas. Tetapi hari ini pria yang pernah dijuluki Soeharto 'cabe rawit' ini tutup usia.

Dari informasi yang diterima detikcom, almarhum meninggal pukul 14:15 WIB di RS Carolus, Jakarta. Rencananya, jenazah almarhum bakal dibawa ke rumah duka MRCC Siloam, Semanggi. Selamat jalan, JB Sumarlin...(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita